Di TemPAT ITU
Pukul 1.00 Pagi
Saat aku mulai bisa menikmati hentakan keras musik itu.Aku rasa ini seperti dalam mimpi. Kulihat banyak orang – orang aneh. Tapi mereka seperti tak perduli. Mereka menggerakkan tangan, kaki, paha, perut, pinggul dan bahkan seluruh tubuh mereka. Dengan gerakan yang membuat birahi lawan jenis atau mungkin yang sejenis dengan mereka meninggi. Mereka tetap tak peduli. Walau kadang tinggal sehelai pakaian saja yang menutup di badan mereka. Tetap saja mereka meliuk – liuk bagaikan seorang penari yang membuat setiap mata memandangi dengan penuh nafsu.
Di ruangan ini penuh dengan ratusan orang. Ruangan ini tidak terlalu terang. Tapi dengan samar aku masih bisa melihat orang – orang yang ada di dekatku. Rata – rata mereka memegang satu gelas minuman. Minuman itu berwarna – warni. Mereka meneguknya dengan cepat lalu tertawa dengan keras. Aku tak mengerti... Tawa mereka terlihat lain. Apa karena mereka juga menghisap satu batang rokok atau karena hal yang lain. Aku tak pernah bisa mengerti dan aku tidak pernah ingin mencoba. Karena aku tidak ingin menjadi seperti mereka. Menjadi gila karena suatu hal yang dipaksakan dan diinginkan. Aku tak suka. Bukan karena aku munafik atau tak peduli. Tapi karena memang aku tidak mau. Aku tidak ingin seperti itu. Aku ingin menjadi gila karena memang aku gila. Aku ingin menjadi gila karena hal yang alami. Karena aku merasa sangat muak jika ternyata aku menjadi gila karena seseorang atau suatu hal. Aku ingin menjadi gila karena suatu hal yang alami. Tidak seperti meraka yang ada di ruangan ini. Gila karena minuman atau rokok yang ada di hadapan mereka. Lucu... terlalu lucu dan aneh...
Saat minuman itu seperti telah memenuhi seperempat cairan dalam tubuh mereka. Mereka tidak hanya akan tertawa tapi mungkin bersedia melucuti setiap helai yang menempel di tubuh mereka dengan gerakan erotis. Tanpa paksan. Dan dengan sukarela. Aku hanya bisa tersenyum dan mensukuri, kalau ternyata hari ini aku bisa melihat tontonan gratis itu lagi. Tak menjadi masalah bila penari itu cantik, cakep, atau jelek, seksi atau gendut. Yang penting cara ia menggoyangkan badannya. Yang penting tontonan gratis itu lagi.. entah di atas bar atau di atas stage. Bebas – bebas saja. Dan tidak menjadi masalah. Karena inilah dunia malam yang gemerlap. Tidak pernah ada aturan. Dan selalu bisa membuat orang senang.
Tapi untuk kami bertiga.. ini adalah dunia yang umum. Dunia dengan hal – hal yang wajar. Untuk My Bitchie Barbie ini adalah tempat dimana ia biasa datangi walaupun tidak tiap hari. Untuk My tWinz Ayu ini adalah tempat yang dulu ia sering datangi. Dan untukku ini adalah tempat yang mungkin baru aku BiSa nikmati. Entahlah... aku hanya bisa merasakan perasaan senang karena tiga sahabatku saat ini sedang ada di depanku. Mereka menggoyangkan tubuh mereka dengan lincah. Aku lihat mereka tertawa. Mereka tertawa karena tanpa meneguk segelas minuman pun mereka masih bisa membuat birahi laki – laki bule dan wanita penggoda itu naik turun. Yah.. mereka membuat setengah dari tempat ini melototi setiap sudut tubuh mereka dengan tercengang. Mereka puas.. dan aku lebih puas... Karena mereka tidak seperti orang – orang gila lain yang ada di tempat ini. Orang lain gila karena minuman itu. Tapi kami menjadi gila tanpa minuman dan karena kami memang ingin menjadi gila. Kami memang ingin menggila. Menikmati musik dan bergoyang. Tidak perduli dengan orang lain. Yang penting kami happy.. kami bisa senang. Itulah kegoisan kami. Lalu mereka menarik tanganku dan mengajakku untuk ikut bergoyang dan membuat seluruh tempat ini menyadari kalau kami adalah tiga wanita tercantik dan tergila di tempat ini....
(200306’Angel: 4 both of u; My Bitchie Barbie n My twinz Ayu; Thanks 4 lazt night. I waz really Happy i never forget it; Loph u)
Saat aku mulai bisa menikmati hentakan keras musik itu.Aku rasa ini seperti dalam mimpi. Kulihat banyak orang – orang aneh. Tapi mereka seperti tak perduli. Mereka menggerakkan tangan, kaki, paha, perut, pinggul dan bahkan seluruh tubuh mereka. Dengan gerakan yang membuat birahi lawan jenis atau mungkin yang sejenis dengan mereka meninggi. Mereka tetap tak peduli. Walau kadang tinggal sehelai pakaian saja yang menutup di badan mereka. Tetap saja mereka meliuk – liuk bagaikan seorang penari yang membuat setiap mata memandangi dengan penuh nafsu.
Di ruangan ini penuh dengan ratusan orang. Ruangan ini tidak terlalu terang. Tapi dengan samar aku masih bisa melihat orang – orang yang ada di dekatku. Rata – rata mereka memegang satu gelas minuman. Minuman itu berwarna – warni. Mereka meneguknya dengan cepat lalu tertawa dengan keras. Aku tak mengerti... Tawa mereka terlihat lain. Apa karena mereka juga menghisap satu batang rokok atau karena hal yang lain. Aku tak pernah bisa mengerti dan aku tidak pernah ingin mencoba. Karena aku tidak ingin menjadi seperti mereka. Menjadi gila karena suatu hal yang dipaksakan dan diinginkan. Aku tak suka. Bukan karena aku munafik atau tak peduli. Tapi karena memang aku tidak mau. Aku tidak ingin seperti itu. Aku ingin menjadi gila karena memang aku gila. Aku ingin menjadi gila karena hal yang alami. Karena aku merasa sangat muak jika ternyata aku menjadi gila karena seseorang atau suatu hal. Aku ingin menjadi gila karena suatu hal yang alami. Tidak seperti meraka yang ada di ruangan ini. Gila karena minuman atau rokok yang ada di hadapan mereka. Lucu... terlalu lucu dan aneh...
Saat minuman itu seperti telah memenuhi seperempat cairan dalam tubuh mereka. Mereka tidak hanya akan tertawa tapi mungkin bersedia melucuti setiap helai yang menempel di tubuh mereka dengan gerakan erotis. Tanpa paksan. Dan dengan sukarela. Aku hanya bisa tersenyum dan mensukuri, kalau ternyata hari ini aku bisa melihat tontonan gratis itu lagi. Tak menjadi masalah bila penari itu cantik, cakep, atau jelek, seksi atau gendut. Yang penting cara ia menggoyangkan badannya. Yang penting tontonan gratis itu lagi.. entah di atas bar atau di atas stage. Bebas – bebas saja. Dan tidak menjadi masalah. Karena inilah dunia malam yang gemerlap. Tidak pernah ada aturan. Dan selalu bisa membuat orang senang.
Tapi untuk kami bertiga.. ini adalah dunia yang umum. Dunia dengan hal – hal yang wajar. Untuk My Bitchie Barbie ini adalah tempat dimana ia biasa datangi walaupun tidak tiap hari. Untuk My tWinz Ayu ini adalah tempat yang dulu ia sering datangi. Dan untukku ini adalah tempat yang mungkin baru aku BiSa nikmati. Entahlah... aku hanya bisa merasakan perasaan senang karena tiga sahabatku saat ini sedang ada di depanku. Mereka menggoyangkan tubuh mereka dengan lincah. Aku lihat mereka tertawa. Mereka tertawa karena tanpa meneguk segelas minuman pun mereka masih bisa membuat birahi laki – laki bule dan wanita penggoda itu naik turun. Yah.. mereka membuat setengah dari tempat ini melototi setiap sudut tubuh mereka dengan tercengang. Mereka puas.. dan aku lebih puas... Karena mereka tidak seperti orang – orang gila lain yang ada di tempat ini. Orang lain gila karena minuman itu. Tapi kami menjadi gila tanpa minuman dan karena kami memang ingin menjadi gila. Kami memang ingin menggila. Menikmati musik dan bergoyang. Tidak perduli dengan orang lain. Yang penting kami happy.. kami bisa senang. Itulah kegoisan kami. Lalu mereka menarik tanganku dan mengajakku untuk ikut bergoyang dan membuat seluruh tempat ini menyadari kalau kami adalah tiga wanita tercantik dan tergila di tempat ini....
(200306’Angel: 4 both of u; My Bitchie Barbie n My twinz Ayu; Thanks 4 lazt night. I waz really Happy i never forget it; Loph u)
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home