Story Of Life

Wednesday, December 17, 2008

Cerita bersama buaya kecil


“MenGEnaL DuNia Ke 2”
Bagian terakhir

140808
00;35


Saat aku kembali merasakan cinta, saat itu pula aku merasakan dunia itu semakin membingungkan. Aku lahir dan ada di dewata. Aku tumbuh di bawah langit dewata. Saat aku kehilangan pelukmu ayah kabut semakin menusuk tulang kakiku. Dan saat aku kehilangan bayanganmu irish, langit runtuh dan jatuh menimpa hatiku. Apa yang terjadi padamu? Mengapa kamu pergi tanpa menyisakan bayangan untuk dikenang irish? Mengapa Ayah juga tak menyisakan sebuat pesan untuk menyelimuti iman? Apa kata cinta akan membantu? Tidak. Karena kata cinta itu hanya indah di kasat mata. Cinta sebenarnya butuh perbuatan, butuh kerelaan, dan keiklasan. Tapi kata cinta tidak membutuhkan perbuatan, kerelaan atau keiklasan. Hanya butuh senyuman dan ucapan manis sebagai penggoda.
Saat aku merasa rapuh. Saat semua hal sepertinya akan runtuh. Aku mengenal satu insan penuh ucapan menggoda iman. Aku menyebutnya buaya. Aku sudah terlalu banyak menulis tentang buaya ini. Karena aku sudah terpedaya oleh ucapan buaya. Tapi dunia tulisan dan dunia maya lah yang membuat aku mengenal dan menyadari, kalau kata – kata buaya bisa terhapus dan hilang begitu cepat dalam kondisi apapun. Ini hanyalah tulisan buaya bukan kenyataan yang nyata.
Aku terlahir sebagai malaikat tanpa sayap. Aku memilih pendamping hidup. Dan aku mengambil resiko untuk merasakan sambaran petir saat hatiku mulai terpana. Aku membiarkan diriku hancur dan merelakan segala hal, agar yang memiliki hatiku dulu, merasa bahagia. Ini adalah keputusanku saat mulai mengeja kata cinta. Ini keputusanku saat memilih DuNIA KE 2. Tapi aku berbeda dengan si buaya. Buaya ini masih muda. Ia sering meihat senyum di Dunia Ke 2. Ia masih terlalu kecil untuk menolak dan berjalan sendiri di dunia nyata. Ia masih bingung memilih jalan. Ia juga begitu cepat memutuskan segala macam hal. Entah baik, buruk atau keduanya. Ia masih bingung untuk berjalan saat keputusan itu harus ia hadapkan pada kandangnya di dunia nyata. Buaya ini sering tersenyum. Ia sering berkata – kata indah. Tapi ia juga sering menoleh pada penjaganya. Ia pun masih sering meneteskan air mata. Entah apapun alasannya, aku mengerti. Entah apapun keinginan hatinya, itu hanya untuk semata. Saat ia melihat dunia ke 2 tertawa. Ia akan berusaha datang ke dunia itu dan berusaha meninggalkan penjaganya. Aku sangat mengerti dan menyadari. Karena aku pun dulu demikian. Aku pun bingung. Tapi aku sudah memutuskan.
Si buaya tidak tau bagaimana keadaan DuNIa Ke 2. Yang ia tau hanya senyum dan tawa yang terdengar. Ia tidak tau topeng yang banyak terpampang. Ia tidak tau topeng mana yag harus ia pakai setiap ia berjalan atau saat ia makan siang di dunia ke2. Ia tidak tau ada beberapa hal yang bisa begitu mengiris tangan dan hati saat berkunjung ke dunia nyata. Dunia ke2 memang terlihat Indah, tapi juga akan sangat menyakitkan jika kita sadar kita bagian dari dunia nyata. Dalam dunia nyata penjaga bisa kita beritahukan ke penghuni seluruh dunia kalau DIa lah penjaga kita. Tapi saat ada di dunia ke 2. Semuanya sama. Semua mulut dan bibir akan terkunci tanpa gembok yang ada di pintunya. Kita hanya bisa merasakan, tanpa berbicara. Kita hanya bisa membayangkan tanpa merasakan kulit nyata. Semua hal harus bisa kita anggap senyum walau air mata selalu membasahi jiwa. Kita hanya bisa menahan darah di kepala saat kita muak melihat pelukan erat di pasangan jiwa kita saat dipeluk oleh penjaganya di dunia nyata. Kita hanya bisa tersenyum dan melayani saat penjaga dunia nyata kita ingin dilayani. Tak ada kata berontak di dunia nyata. Harus tetap mengikuti. Cinta memang tidak bisa dimiliki di dunia ke2. Hanya bisa dirasakan di dalam dada.
DuNia Ke2 sebaiknya kamu tidak ikuti, buaya kecil.. Semoga ini tidak menjadi pilihannya. Sebaiknya kembalilah ke sangkar dan belajar untuk tertawa. Aku akan tetap Melihat Tidurmu dari DuNia Ke2, buaya kecil. Aku akan tetap tersenyum melihat ia tertawa dengan penjaganya. Aku tetap akan memberikan sisa hatiku padanya. Karena jika aku berharap dan memperjuangkan sebuah tenda di dunia ke 2 untuk tinggal. Itu tidak akan layak. Aku adalah malaikat yang sudah terkoar.Tapi kamu adalah buaya kecil yang masih harus merasakan sinar dunia nyata yang hangat.Kamu masih butuh buaian. Kamu butuh senyuman boneka. Kamu butuh tantangan dari boneka cantik. Tapi aku tidak, aku lelah bermain dengan satu hati. Dan kamu baru menikmati permainan. Penjagamu menunggu, kandangmu membuka pintu untukmu. Berbeda denganku. Aku tidak mempunyai penjaga. Dan kandangku telah hancur. Hanya debu yang tersisa. Hanya dunia ke2 yang selalu menjaga sisa tenaga dan hatiku untuk bernafas.
Dan aku harap si buaya ini juga bisa memutuskan. Keputusan harus tetap diambil sekarang atau saat dunia tenggelam. Dan aku mengharapkan ia bisa memilih merasakan hangatnya pelukan tangan penjaga buaya yang selalu setia menunggunya pulang. Aku memang egois. Karena aku tau ia tidak siap MengenaL DuNia Ke 2. Karena itu aku mengharapkan ia bisa kembali ke sangkar dan tidak berjalan lagi ke seberang jalan. Aku tetap bisa melihatnya. Aku tetap duduk di seberang jalan. Aku tetap akan tersenyum untuknya jika ia membutuhkan senyumku. Aku akan tetap membuat ia tertawa kalau ia ingin tertawa denganku. Apapun ia bisa lakukan. Asal ia tetap berada di sangkar bersama penjaganya. Karena ia belum bisa berjalan keluar. Ia tidak mau, dan tidak kuat. Karena buaya harus tetap ada bersama penjaga di dunia nyata.

Katakan padaku yang sebenarnya kau mau
Agar aku bisa melanjutkan hidupku
Perasaanku merasakan akan ada pisah
Tapi mengapa kau menarik ulur hatiku

(Katakan yang sebenarnya; dewiq; menolongku untuk menyelesaikan cerita ,terima kasih)


(kedewasaan lahir dari rasa sakit, aku menulis karena tangan hatiku berjalan, sebaiknya berhenti bermain dan kembali pulang, buaya kecil. )

Thursday, December 11, 2008

Untukmu buayaku!







081208
24;12

Kata cintamu
Hanya tertulis di dunia maya
Tulisan tanganmu
Membuat hatiku terpana
Manisnya ucapanmu
Membuat pikiranku semakin tergoda

Apa ini yang membuatku gila?
Atau inikah yang membuat pecahan hatiku tertawa?

Jurang sudah ada di depan mata
Tapi aKu hanya melihat nirwana
Hidup di Neraka terasa hidup di dewata
Karena aku terpedaya olehmu buaya!

(aku bersyukur karena mengenalmu dan menaruh pecahan hatiku padamu walau hanya dalam dunia maya)

Cerita bersama buaya kecil

Bagian pertama

031208
08;40

Namanya R, aku tidak tau nama aslinya. Aku mengenalnya di dunia maya. Dunia yang selalu menjadi teman setia untukku. Dan aku harus menyadari. Ini hanya indah di mata dan telinga saat aku ada di dunia maya itu. Saat aku keluar dan melihat matahari ataupun mendung, kenyataan belum tentu sama. Aku tak ingin berharap. Karena ia mempunyai hidup sendiri, dunia nyata yang sendiri dan hati untuk seorang pribadi. Entah mengapa, aku merasa nyaman mendengar ocehan dan cerita yang aku belum aku tau itu nyata atau hanya ucapan manis seorang buaya. Iya, aku mengenal seorang buaya lagi. Buaya yang sedikit mencuri belahan hatiku. Aku menyebutnya buaya kecil. Karena ia menikmati saat menjadi buaya. Ia merasa puas saat boneka cantik mengenalnya dan jatuh hati padanya. Ia pikir ia bisa mengobati luka hatinya terhadap wanita penuh pesona yang pernah mengisi hatinya dulu. Jadi semakin ia menjadi buaya terhadap semua boneka – boneka cantiknya ia selalu bercerita denganku. Dan ia selalu berfikir luka hatinya itu akan hilang. Padahal aku rasa kebalikannya. Entah semua ia ceritakan atau tidak. Aku tak tau. Dan aku juga tidak tau apa aku juga menjadi salah satu boneka cantik koleksinya itu. Entahlah..
Pertama aku mengenal buaya kecil ini di dunia maya. Aku mengenalnya dari seorang teman. Pertama kami dekat, saling bercerita dan mengejek. Saling tertawa dan selalu menertawai. Aku tau wajahnya. Dia pun tau wajahku.Tapi kami belum pernah saling bertemu. Dan sekarang kami menjadi lebih dekat. Sebagai kekasih? Bukan. Hanya serang teman? Juga bukan. Lebih dari itu. Atau hanya TTM? Tidak. Aku sendiri juga bingung untuk menyebutnya. Hubungan apa antara aku dan buaya kecil ini. Tapi aku tak begitu perduli. Karena selama masih bisa mendengar cerita dan tertawanya, itu cukup. Selama masih aku tau dia senang dan baik – baik saja. Walau apapun yang dia buat. Aku juga akan senang. Walau kadang aku ingin memeluk dan ada di dekat buaya kecil ini. Aku rasa aku sudah cukup senang mendengar suara dan melihat tulisannya dalam dunia maya. Karena ia hanya ada di dunia maya. Ia akan cepat hilang dan mencari bidadari atau boneka baru agar memenuhi keinginannya, agar bisa bahagia.
Yang selalu aku ingat adalah, Buaya kecil ini selalu bercerita denganku. Lewat dunia maya, dan telepon. DIa memang banyak bercerita denganku. Tapi hanya tentang pekerjaan, semua boneka cantiknya dan seorang penjaga hidupnya. Tapi dia juga pernah bercerita tentang seorang wanita penuh pesona. Dia jatuh cinta pada wanita itu. Sayangnya wanita itu sudah menjadi milik hati seseorang. Dan wanita itu pernah membuatnya sakit. Sakit hati, badan, dan pikiran. Walau hanya lewat dunia maya. Canggih bukan? Makanya aku menyebut wanita itu, Wanita penuh pesona. BIsa membuat hati, badan dan pikiran buaya kecil ini sakit walau hanya di dunia maya. Dan sampai saat ini pun aku yakin, rasa itu masih ada dalam hati buaya kecil ini.
DASAR BUAYA KECIL!
MASIH JATUH CINTA JUGA KAMU!

(ini hanya bagian pertama, aku masih menunggu dan melihat serta mendengar ceritamu buaya kecil, semoga kamu bisa lebih dewasa dan bahagia)


Bagian kedua

041208
23;45

R semakin berubah setiap detik, kadang ia berbicara manis dengan ucapan penuh bunga, pernah ia bercerita dengan tangis tentang penjaga hidupnya. Kadang ia memujiku. Kadang ia berkata kalau aku teman yang baik untuknya. R sering mengejekku, dan juga sering tertawa denganku.R juga pernah memberitau aku. Kalau ia cepat sekali bosan. Ia tidak bisa diatur dan ia keras kepala. Tapi menurutku selain itu R juga perayu. Ia bisa berkata apapun tanpa berfikir terlebih dahulu. Ia kadang tidak berfikir tentang perasaan dan hati ciptaan tuhan yang ia ajak bicara. Apakah itu bisa melukai ciptaan tuhan itu atau membuat ciptaan tuhan jatuh cinta? Kalau sudah demikian, lalu Buaya tinggalkan begitu saja tanpa satu kecupan?
Ia semakin membuatku bingung. Ada dimanakah aku? Di kepalanya? Agar cepat ia lupakan. Atau hanya dI bibirnya saja? Kenapa aku semakin tenggelam di dalam ucapanmu buaya kecil? Apa yang terjadi padaku? Aku bukanlah malaikat suci. Aku hanya ciptaan tuhan dengan tenaga yang habis dan hati yang telah hancur. Aku masih meniti sayap agar aku bisa terbang kembali mencari ayah yang telah pergi. Agar hatiku bisa utuh kembali. Tapi mengapa saat aku meniti sayap kamu ada dalam jemariku? Aku tak tau, tak ingin tau . Atau aku terlalu cepat bertanya? Atau aku mencoba untuk lupa, kalau kamu ada di dunia maya, bukan di sampingku untuk membentuk serpihan hatiku kembali.
Dan kadang ingin menarik diri. Melupakan dunia maya dan membiarkan kamu dengan semua boneka cantikmu itu. Tapi kupikir sudah terlambat. Aku sudah masuk di kolam buaya. Kakiku sudah basah. Berdiri di tempat yang sama. Aku akan sakit karena badanku basah. Menarik kaki ke pinggir? Jalan untuk kembali sudah kurobohkan dari awal. Jadi, aku memang harus masuk ke dalam dan mencari jalan keluar dari kolam buaya ini. Seberapa dalampun, seberapa dinginpun, aku pasti tahan. Ini memang pilihanku. Selagi aku masih bisa dan ingin. Aku ingin melihat seperti apa sebenarnya yang kamu katakan kalau kamu bahagia buaya kecil? Penjaga seperti apa yang kamu inginkan? Boneka seperti apa yang akan membuatmu tenang? Aku masih menunggu dan mencari jawaban ini.
Ada dua hal yang aku masih pikirkan, pertama saat hari itu. Hari dimana kamu beradu mulut dengan penjaga hatimu. Kamu menceritakannya denganku dengan linangan air mata. Apakah ini cinta? Atau penyesalan? Atau hal lain? Aku tak tau. Dalam pikiranku ciptaan tuhan bisa mengeluarkan air mata karena bahagia, sedih, ditinggalkan atau kecewa. Aku rasa saat itu kamu sedih dan takut untuk meninggalkannya atau akan meninggalkannya. Entahlah… Yang kedua waktu saat kamu menuliskan, tentang salah satu hobi barumu mendapatkan boneka cantik untuk kesenanganmu.Saat kamu bercerita aku masih mencari jawaban sampai saat ini, kenapa ini menjadi kesukaan yang menjadi keharusan bagi setiap buaya untuk menyembuhkan luka di hatinya?

(aku menulis ini sambil bertanya banyak hal dalam pikiranku dan berusaha menenangkan hatiku. Juliette: Bukannya aku takut , sangat membantu sampai pagi menjelang saat itu)