Story Of Life

Thursday, December 11, 2008

Cerita bersama buaya kecil

Bagian pertama

031208
08;40

Namanya R, aku tidak tau nama aslinya. Aku mengenalnya di dunia maya. Dunia yang selalu menjadi teman setia untukku. Dan aku harus menyadari. Ini hanya indah di mata dan telinga saat aku ada di dunia maya itu. Saat aku keluar dan melihat matahari ataupun mendung, kenyataan belum tentu sama. Aku tak ingin berharap. Karena ia mempunyai hidup sendiri, dunia nyata yang sendiri dan hati untuk seorang pribadi. Entah mengapa, aku merasa nyaman mendengar ocehan dan cerita yang aku belum aku tau itu nyata atau hanya ucapan manis seorang buaya. Iya, aku mengenal seorang buaya lagi. Buaya yang sedikit mencuri belahan hatiku. Aku menyebutnya buaya kecil. Karena ia menikmati saat menjadi buaya. Ia merasa puas saat boneka cantik mengenalnya dan jatuh hati padanya. Ia pikir ia bisa mengobati luka hatinya terhadap wanita penuh pesona yang pernah mengisi hatinya dulu. Jadi semakin ia menjadi buaya terhadap semua boneka – boneka cantiknya ia selalu bercerita denganku. Dan ia selalu berfikir luka hatinya itu akan hilang. Padahal aku rasa kebalikannya. Entah semua ia ceritakan atau tidak. Aku tak tau. Dan aku juga tidak tau apa aku juga menjadi salah satu boneka cantik koleksinya itu. Entahlah..
Pertama aku mengenal buaya kecil ini di dunia maya. Aku mengenalnya dari seorang teman. Pertama kami dekat, saling bercerita dan mengejek. Saling tertawa dan selalu menertawai. Aku tau wajahnya. Dia pun tau wajahku.Tapi kami belum pernah saling bertemu. Dan sekarang kami menjadi lebih dekat. Sebagai kekasih? Bukan. Hanya serang teman? Juga bukan. Lebih dari itu. Atau hanya TTM? Tidak. Aku sendiri juga bingung untuk menyebutnya. Hubungan apa antara aku dan buaya kecil ini. Tapi aku tak begitu perduli. Karena selama masih bisa mendengar cerita dan tertawanya, itu cukup. Selama masih aku tau dia senang dan baik – baik saja. Walau apapun yang dia buat. Aku juga akan senang. Walau kadang aku ingin memeluk dan ada di dekat buaya kecil ini. Aku rasa aku sudah cukup senang mendengar suara dan melihat tulisannya dalam dunia maya. Karena ia hanya ada di dunia maya. Ia akan cepat hilang dan mencari bidadari atau boneka baru agar memenuhi keinginannya, agar bisa bahagia.
Yang selalu aku ingat adalah, Buaya kecil ini selalu bercerita denganku. Lewat dunia maya, dan telepon. DIa memang banyak bercerita denganku. Tapi hanya tentang pekerjaan, semua boneka cantiknya dan seorang penjaga hidupnya. Tapi dia juga pernah bercerita tentang seorang wanita penuh pesona. Dia jatuh cinta pada wanita itu. Sayangnya wanita itu sudah menjadi milik hati seseorang. Dan wanita itu pernah membuatnya sakit. Sakit hati, badan, dan pikiran. Walau hanya lewat dunia maya. Canggih bukan? Makanya aku menyebut wanita itu, Wanita penuh pesona. BIsa membuat hati, badan dan pikiran buaya kecil ini sakit walau hanya di dunia maya. Dan sampai saat ini pun aku yakin, rasa itu masih ada dalam hati buaya kecil ini.
DASAR BUAYA KECIL!
MASIH JATUH CINTA JUGA KAMU!

(ini hanya bagian pertama, aku masih menunggu dan melihat serta mendengar ceritamu buaya kecil, semoga kamu bisa lebih dewasa dan bahagia)


Bagian kedua

041208
23;45

R semakin berubah setiap detik, kadang ia berbicara manis dengan ucapan penuh bunga, pernah ia bercerita dengan tangis tentang penjaga hidupnya. Kadang ia memujiku. Kadang ia berkata kalau aku teman yang baik untuknya. R sering mengejekku, dan juga sering tertawa denganku.R juga pernah memberitau aku. Kalau ia cepat sekali bosan. Ia tidak bisa diatur dan ia keras kepala. Tapi menurutku selain itu R juga perayu. Ia bisa berkata apapun tanpa berfikir terlebih dahulu. Ia kadang tidak berfikir tentang perasaan dan hati ciptaan tuhan yang ia ajak bicara. Apakah itu bisa melukai ciptaan tuhan itu atau membuat ciptaan tuhan jatuh cinta? Kalau sudah demikian, lalu Buaya tinggalkan begitu saja tanpa satu kecupan?
Ia semakin membuatku bingung. Ada dimanakah aku? Di kepalanya? Agar cepat ia lupakan. Atau hanya dI bibirnya saja? Kenapa aku semakin tenggelam di dalam ucapanmu buaya kecil? Apa yang terjadi padaku? Aku bukanlah malaikat suci. Aku hanya ciptaan tuhan dengan tenaga yang habis dan hati yang telah hancur. Aku masih meniti sayap agar aku bisa terbang kembali mencari ayah yang telah pergi. Agar hatiku bisa utuh kembali. Tapi mengapa saat aku meniti sayap kamu ada dalam jemariku? Aku tak tau, tak ingin tau . Atau aku terlalu cepat bertanya? Atau aku mencoba untuk lupa, kalau kamu ada di dunia maya, bukan di sampingku untuk membentuk serpihan hatiku kembali.
Dan kadang ingin menarik diri. Melupakan dunia maya dan membiarkan kamu dengan semua boneka cantikmu itu. Tapi kupikir sudah terlambat. Aku sudah masuk di kolam buaya. Kakiku sudah basah. Berdiri di tempat yang sama. Aku akan sakit karena badanku basah. Menarik kaki ke pinggir? Jalan untuk kembali sudah kurobohkan dari awal. Jadi, aku memang harus masuk ke dalam dan mencari jalan keluar dari kolam buaya ini. Seberapa dalampun, seberapa dinginpun, aku pasti tahan. Ini memang pilihanku. Selagi aku masih bisa dan ingin. Aku ingin melihat seperti apa sebenarnya yang kamu katakan kalau kamu bahagia buaya kecil? Penjaga seperti apa yang kamu inginkan? Boneka seperti apa yang akan membuatmu tenang? Aku masih menunggu dan mencari jawaban ini.
Ada dua hal yang aku masih pikirkan, pertama saat hari itu. Hari dimana kamu beradu mulut dengan penjaga hatimu. Kamu menceritakannya denganku dengan linangan air mata. Apakah ini cinta? Atau penyesalan? Atau hal lain? Aku tak tau. Dalam pikiranku ciptaan tuhan bisa mengeluarkan air mata karena bahagia, sedih, ditinggalkan atau kecewa. Aku rasa saat itu kamu sedih dan takut untuk meninggalkannya atau akan meninggalkannya. Entahlah… Yang kedua waktu saat kamu menuliskan, tentang salah satu hobi barumu mendapatkan boneka cantik untuk kesenanganmu.Saat kamu bercerita aku masih mencari jawaban sampai saat ini, kenapa ini menjadi kesukaan yang menjadi keharusan bagi setiap buaya untuk menyembuhkan luka di hatinya?

(aku menulis ini sambil bertanya banyak hal dalam pikiranku dan berusaha menenangkan hatiku. Juliette: Bukannya aku takut , sangat membantu sampai pagi menjelang saat itu)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home