Story Of Life

Thursday, September 09, 2010

24 Bulan Kenangan dengan Manusia Indah


080910
02;30

Saat cerita ini dibuat pulau dewata dibasahi air hujan semenjak matahari bersinar. Mungkin sama dengan perasaanku. Mendengarkan lagu ini dan mencoba untuk mengingatmu, sesak rasanya dada ini. Tidak ingin mencari kesalahan siapapun. Hanya tarikan nafas dan kenangan yang cukup membuatku sadar apa yang sebenarnya aku inginkan. Saat aku melihat fotomu, saat aku melihat senyummu dan pelukanmu di kulitku. 2 tahun dekat denganmu terhapus dalam semenit rasanya. Aku sadar, aku memang buta, buta karena cinta. Dan aku baru tau, betapa bodohnya aku karena aku tetap mencintaimu.

Sudah hampir dua tahun aku jarang menulis tentang rapuhnya sisa hatiku. Aku rasa bekunya hatiku hampir mencair saat mengenalmu, tapi keadaan saat ini dan kenyataan terlihat dan tertulis berbeda. Aku mulai kembali menggerakkan tanganku yang kaku, mulai mengingat kembali sisa hatiku yang pernah aku berikan untukmu.

Ingatanku kembali ke dua tahun lalu. Saat pertama aku mengenal suaramu lewat telepon bodoh itu. Saat pertama mendengar suaramu dan menasihatimu tentang perasaanmu terhadap orang lain, tidak ada perasaan apapun. Aku mendapatkan nomermu karena seseorang yang gila karena suka padaku. Dan aku tidak ingin gila karena kenanganku denganmu. Aku harus sadar dan kembali ke pijakan kakiku di pulau dewata. Waktu itu hanya ejekan yang terdengar, hanya lelucon yang sering kamu ucapkan. Dan untuk empat bulan pertama hanya tangisan tentang ‘dia’ yang sering aku dengar. Aku hanya ingin kamu kuat dan bisa lebih dewasa. Aku ingin kamu bisa berdiri sendiri. Aku tidak pernah menginginkan apapun kecuali melihatmu tersenyum. Dan saat bulan mulai berjalan, saat aku terbiasa mengenal ejekanmu dan tau tentang cintamu pada ‘dia’ aku mulai perduli padamu. Aku mulai mengkhawatirkanmu, dengan segala keberanianku aku memutuskan untuk datang melihatmu.

Saat itu aku tidak ada uang cukup banyak, cukup lama aku mengumpulkan uang di pekerjaan yang baru agar bisa ke daerahmu, sendiri, pertama kali, tanpa siapapun dengan pesawat. Entah apa yang menjadi keputusanku. Dalam pikiranku hanya satu, aku akan menyesal kalau tidak bisa bertemu orang yang aku sayang tanpa aku melihat dengan jelas mukanya. Saat pertama melihatmu. Dadaku berdegup kencang, ya tuhan…. Hanya syukur dan rasa terima kasihku pada tuhan yang bisa terucap. Paling tidak aku bisa bertemu denganmu dan melihatmu. Syukur selalu terucap di mobil, di saat hujan dan saat berdiri di depanmu dan berbicara padamu. “terima kasih tuhan, kau ijinkan aku bertemu dengan manusia seindah ini.”

Waktu mulai terus berjalan, keadaan semakin berubah. Hatiku semakin mencintaimu dan aku semakin menutupi keadaan keuanganku, rapuhnya keluargaku, hancurnya hatiku karena meninggalnya papa aku tidak ingin menceritakan semua hal buruk yang terjadi padaku di depanmu. Aku terlalu menempatkanmu sangat tinggi. Yang aku inginkan hanya menyelesaikan masalahku sendiri dan membiarkanmu selalu dalam keadaan bahagia. Karena aku tau kamu sangat polos dan kamu juga rapuh, aku tau semua masalahmu. Masalah seperti itu saja bisa membuatmu menangis bagaimana kalau kamu tau dengan jelas permasalahanku?? Aku tau suatu saat kamu akan pergi dan meninggalkanku. Jikalau kamu tau keadaanku yang sebenarnya, munafik dan mafianya lingkunganku aku takut kamu akan bingung dan sedih memikirkan keadaanku. Di beberapa saat berbohong adalah pilihan terbaikku. Pilihan yang aku pikir akan membuatmu di tempat yang aman dan bahagia ternyata kebalikannya.

Aku lakukan apapun untukmu, aku terima saat kamu jatuh cinta lagi. Aku terima apapun buruknya dirimu. Dan memilih melakukan hal buruk untuk manusia sepolos kamu dan sebaik kamu. Berbohong. Dan kamu tidak bisa menerima beberapa kebohonganku. Padahal kebohongan itu aku lakukan agar selalu bisa dekat denganmu. Dan akhirnya memutuskanku saat aku benar- benar jatuh akan uang. Aku masih mengingat keadaan saat itu. Disaat kebingungan datang melanda kesendirianku. Saat aku benar – benar tidak punya uang dan memilih untuk tetap ada di tempatmu dan mencari kerja dan melunasi semua hutangku dengan bekerja disana. Saat kamu tau dari orang lain tanpa bertanya yang sesungguhnya seperti apa dan memilih untuk membenciku dan meninggalkanku. Aku menyesal aku merasa belum bisa membahagiakanmu. Aku mnyesal aku tidak punya cara untuk bercerita padamu sebenarnya keadaan seperti apa dan hanya menulis permohonan maaf dan terdiam. Aku menyesal melihat mata kebencianmu dan cintaku masih untuk membahagiakanmu. Dan hal ini membuatku semakin giat bekerja dan mencari uang. Tanpa harus mencari cinta. Ternyata cinta bisa terhapus hanya karena masalah uang. Kenangan indah 24 bulan terhapus karena uang yang tidak pernah aku permasalahkan denganmu.

Aku masih sangat mencintaimu, aku akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu, tapi untuk bertemu denganmu, mendengar suaramu dan mendengar ceritamu aku lebih memilih tidak. Hanya rasa sakit yang aku rasa. Sesak di dada akan tetap terasa. Aku tidak ingin memilikimu lagi. Aku pernah memberikan segala macam hal untuk cinta, dan saat yang aku punya sudah tidak ada, aku hanya bisa mulai dari awal dan sebaiknya mencintai diri kita sendiri. Aku tidak ingin mencintai manusia lagi. Terlalu menyakitkan. Sebaiknya aku mencintai sisa serpihan hatiku sendiri. Karena cinta terbaik hanya untuk hati kita sendiri. Saat tulisan ini selesai aku buat, kenangan tentangmu manusia akan tetap tersimpan di hatiku. Aku akan selalu mencintaimu. Aku akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Semoga manusia lain bisa lebih membahagiakanmu. Tapi kuharap semoga kita tidak akan pernah bertemu lagi. Sampai jumpa manusia indah.

(fall for you; secondhand serenade lagu ini untukmu manusia indah, my love is always for u)