Catatan SaNg Peri
ini hanya catatan sang peri saat februari datang menemani rasa sepi
yang dituliskan lewat goresan puisi
Untuk Sahabat Sejati
010307
20;05
Embun pagi membuatku termenung
Duduk melipat kaki dengan langit penuh mendung
Di depan kamar menghadap kebun
Tanpa satu jiwa yang telah terbangun
Aku ingin mengadu padamu
Teman sekamarku
Saat ini hanya kamulah satu- satunya sahabatku
Yang berusaha menguatkan pribadiku…
Mengerti lemahnya nafas jiwaku
Saat aku teringat papaku
Rinduku akan belaian mamaku
Dan saat jiwaku hancur terkoyak sembilu
Wanita pelindungku berlari meninggalkanku..
Untuk memuaskan ego dan nafsu
Hanya demi melukis warna yang baru
Hatiku begitu terbelah kelu
Air mataku mengalir pilu
Tanpa seonggok kayu
Yang kupakai bertahan di sungai penuh batu
Apa yang harus kutata lagi tanpa sisa ruangan di bumi?
Aku tak ingin menatap pagi
Tanpa “senyummu” wahai sahabat sejati…
UnToeKm03 PeLindUng MayaKU
Kenangan Hari Minggu
250207
18;19
Percaya atau tidak .....
manusia berubah tiap mereka mengedipkan mata
Aku percaya
Kalau jiwa dan rasa memeiliki relung hati yang berbeda.
Andai saja semua hal bisa kembali bertahta
dan dikilau sinar cinta
Maka saat ini aku akan menjadi gadis pemberi asa
diantara penjaga neraka...
Untukmu
Pelindung mayaku…
Pondok Indah kamar depan jalan
Aku terlena akan kenangan
Minggu Kelabu
Di kamar penuh berdebu
Karena lupa subuh tadi menyapu
Gelap telah menyelimuti langit biru
Dan aku duduk tersedu…
Teman sekamarku… dmana kamu??
Walau angin malam menusuk kalbu
Aku akan tetap menunggumu di depan pintu
Hingga kamu datang dan terpaku
Karena melihatku tersedu
Mengingat lembaran kenangan indah saat aku…
Kamu…
Dan pelindung mayaku…
Tertawa berlindung di atap penuh debu…
Saat
IA
tersenyum meniup lilin itu
Di detik pertama awal subuh itu
Satu tahun yang lalu….
( Pondok indah, kenangan indah, sahabat yang lemah, dan aku yg telah lelah)
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home