Story Of Life

Monday, July 24, 2006

mY Ma (BeLieVe It or n0t)

Wanita yang aku sebut…
Mamaku…
070706
8;40

Lagu itu beralun dengan sendu, syairnya mengiris hatiku. Kesedihan hatiku tiba – tiba menganga kembali. Entahlah.. aku ingin untuk tidak mengingatnya kembali tapi, setiap detik dalam hidupku aku selalu akan teringat akan dirinya, Aku memang sangat mencintainya.

Bagaimana aku bisa melupakan seorang wanita yang dengan susah payah melahirkanku ke dunia ini. Aku tidak tahu cara untuk melupakannya jika setiap tetes darahku berasal dari tubuhnya. Bagaimana aku bisa untuk menghapusnya dari pikiranku jika ia tertanam dalam hatiku. Huh.. Entahlah.. Entah mengapa keadaan saat ini menjadi berbeda. Aku tak mengerti sebabnya. Apa karena ke-egoisan naluri otaknya atau karena kelemahan hatiku, atau bahkan karena inilah garis yang terukir di tangan kiriku… Aku tak tau dan tak pernah mengerti. Mengapa aku begitu mencintai wanita separuh baya itu dan bagaimana ia bisa begitu menyakiti hatiku.. Yang aku sadari kalau setiap tetes air mataku telah kuberikan semua untuk kisah hidupku bersama wanita separuh baya ini…

Sebenarnya ini bukanlah masalah yang mudah dicerna dengan otak kotormu. Masalah ini seperti bom waktu yang siap meledak, perlahan tapi pasti, jika kamu tidak lihai dalam mengambil sikap bom itu akan siap meledak kapan pun…

Jika saja aku bisa memilih.. dan meminta pada saat itu maka aku akan meminta agar tuhan mau membuka pintu hati wanita setengah baya ini. Jika saja ia mau mengerti dan menyadari apa yang akan terjadi jika ia selalu saja memaksakan kehendaknya kepadaku. Andai saja pintu hatinya mau terbuka dan mengijinkan kasih sayangku untuk menuntun jalannya.. maka aku akan menutup mataku dengan senyum tanpa setetes air mataku yang mengalir dari pipi ini…

Entah apa yang ia pikirkan, apakah lembar hidupnya saat mengandungku telah ia bakar menjadi abu? Aku tak mengerti… aku benar – benar bingung… Bagaimana bisa seorang wanita yang telah 40 tahun hidup di tempat sekeras ini bisa melupakan lembar terindah dalam hidupnya, bagaimana ia bisa mencampakkan satu – satunya tetes darah dalam hidupnya.. aku tak mengerti.. aku sendiri merasa aneh dan benar – benar ingin tertawa… Perasaan aneh itu muncul karena , aku ingin tau.. wanita seperti apa yang tega menjual bagian terpenting.. dari hatinya…wanita seperti apa yang tega memohon di telapak kaki ari – arinya demi seorang buaya darat yang telah menguasai nafsunya? Apakah ia tetap akan tega menusuk dan membuang Jantung kehidupannya, Jantung kehidupan itu telah sekarat dan tetap mengharap kasih saying darinya??

Entahlah… Jawaban yang tak pernah bisa kurangkai dengan baik karena aku tidak pernah bisa mengerti apa yang terjadi jika aku ada di posisi dirinya… Apa aku akan berbuat yang sama? Kurasa tidak… aku tidak ingin jadi wanita penjilat darah yang mengucur dari perawan ari – ariku…, Aku tidak ingin membuang apa yang satu – satunya menjadi milikku, ari – ariku…
Aku tidak serendah itu… aku…

(Tanganku bergetar, air mataku mengalir.. aku benar – benar tak kuasa melanjutkannya lagi.. maafkan aku mama.. Aku sayang padamu)

1 Comments:

  • At 8:11 AM , Blogger putrabayu said...

    Duh.. menyentuh sekali… Seperti sinetron aja. Setiap kita adalah aktor untuk kisah hidup kita sendiri. Kadang kita juga bisa mengubah skenarionya saat tersadar di mana episode yang kita mainkan.
    Saat kamu tersadar sedang ada di mana, artinya kamu sebenarnya belum terjual sama sekali. Kamu masih diri kamu, yang punya keinginan untuk tidak semata menjadi aset dan komoditas dagang orang lain, termasuk mama kamu sendiri. Tingga kemauan saja yang mampu menjadi titik awal membeli kembali diri kamu dan merengkuh kebebasan kamu, melakukan semua yang kamu suka, serta meraih yang kau inginkan.

    Sorry ya. Bukan menasehati. Di posting kamu yang lain, kamu kan (seolah) nggak percaya sama laki-laki.

     

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home