PeReKaT cInTa DaN 'CiNTaKu
050806
15;24
Aku tidak ingin mengoceh tentang cinta, tapi hatiku pernah dan ingin merasakan tentang cinta. Jika cintaku telah beku. Akankah ‘apimu’ bisa membuatnya meleleh dan kembali sperti dulu? Kurasa tidak, Tapi bagaimana jika ‘api’ yang kamu kobarkan membuat hatiku membentuk suatu ‘rumah’ baru.. Apa yang akan terjadi jika kita bertemu dan bertatap mata nanti.. Akankah matamu memandang ‘benci’ padaku? Atau kata – katamu akan kembali ‘mengejekku’? Atau ‘pembalasan’ akan datang menghampiriku karena mulutku yang pernah ‘berbohong’ padamu? ... Jika itu yang terjadi... maka aku akan menyadari apa yang sebenarnya terukir di dinding hatiku yang sudah dan tetap menjadi beku.’ Dirimu.’
Apakah yang bisa membedakan rasa cinta dan benci? Pasti akan terjawab dengan jelas.. Jika seseorang yang kamu cintai..mengecewakan dan menyakiti hatimu apa kamu juga melakukan hal yang sama??? Apa kamu juga akan membalasnya dengan kekecewaan dan ‘sakit hati’? Apa kamu juga akan membenci? Jika memang cintamu untuk hatinya. Maka saat ia mengukir ‘darah’ pada cintamu yang tulus. Kamu tidak harus mengukir’ darah’ yang sama pada hatinya. Tapi hapuslah ‘darah’ di hatimu dan berikanlah ‘madu’ untuk menghilangkan ‘darah’ itu. Jika yang kamu dapat darinya adalah ‘mawar merah yang patah’ berikanlah ‘mawar putih’ dengan senyum manis dan ketulusan. Agar ia bisa membedakan apakah manusia yang berdiri dan selalu disakiti ini mempunyai ‘cinta’ atau ‘benci’ untuk manusia yang telah mengukir ‘ darah’ pada pintu ‘hatinya.’
Tapi bagaimana jika hanya ‘rasa sayang’ yang bisa diberikan oleh cinta yang kamu harapkan,apa rumah baru itu akan tetap kokoh menghadapi dinginnya dinding hati yang telah beku? Akankah kebencian muncul diantara pengharapan yang telah membuatmu duduk dan merajut ‘dingin’? Jangankan ‘cinta’ rasa ‘sayang’ pasti ingin berbalas. Tapi jika ternyata ‘cinta’ yang kita harapkan hanya bisa kita ‘lihat’ dengan senyuman dan kita ‘ dengar’ dengan rasa ‘rindu’ tanpa harus kita ‘selimuti’ akankah rasa yang ada di dalam hatimu akan bertahan?
Lalu apa jawaban yang benar – benar ‘nyata‘ tentang cinta itu... Jawaban yang dapat dirangkai akan beraneka ragam, Apakah positif, atau negatif, Mungkin saja baik, atau bahkan begitu buruk.. Jika kamu mencintai tapi dibalas ‘hanya’ dengan kebaikan dan ‘rasa sayang’ akankah kamu menyesal? Atau jika kamu begitu ‘mencintai’ tapi hanya dibalas ‘ dengan ejekan dan kebohongan,’ akankah kamu membenci? Apalagi jika cintamu tidak dibalas bahkan dengan ‘satu senyum manis,’ Akankah kamu mati? Apa yang akan terjadi jika ‘kenyataan’ yang terjadi tidak seperti yang ‘kamu inginkan selama ini?’ Tetap mencintai ‘cinta ‘ itu, Melupakannya atau membakarnya menjadi ‘abu?’
Bagiku, ‘cintaku’ adalah melihatmu tertawa dan bahagia, denganku atau tidak denganku bukan menjadi masalah asalkan ‘cintaku’ merasa itu adalah kebahagiaan terindah dalam otak, hati, dan jiwanya... Aku akan bahagia ‘ karena aku melihat dirimu hidup dan bahagia’ dalam hatiku.... Kejadian yang kulihat dengan ‘mata’, ucapan yang terlontar dari ‘mulutmu’ karena perasaan ‘maya,’ dan perbuatanmu yang berlaku seperti ‘rahwana’ aku TiDAK INGIN PERDULI dan TIDAK AKAN memasukkannya dalam ‘hati putihku.’ Karena .. Jika Aku Mengenalkan ‘ hatiku’ kalau namamu adalah, ‘ mawar putihku. ‘ Berarti kamu,’ tetap akan menjadi ‘mawar putihku.’ Walau kamu ‘berubah,’ ‘merubah diri,’ atau memang akan ‘dirubah.’ Walau kamu menolakku, mengecewakanku, memarahiku, dan akhirnya membenciku. Bukan berarti aku ‘dungu’ tapi aku memang ’bodoh,’ bukan karena ‘mencintamu.’ Aku bersyukur ’ rasa cinta’ itu masih ada di hatiku yang beku. Aku ‘bodoh’ karena rasa ‘ cinta’ itu hanya bisa tersimpan ‘ di ruang pojok’ hatiku.
Cintaku, Jika kamu berbicara dan mengoceh hal penting jangan heran dan ‘marah’ jika ‘aku tertawa,’ bukan karena ingin menertawai bagaimana caramu bercerita atau bagaimana isi ‘ceritamu.’ Bukan karena aku ‘gila’ padamu.Atau bukan karena kamu ‘pintar ‘ merayuku.‘ Aku tertawa’ karena aku benar – benar ‘bahagia’ aku masih bisa mendengar ‘cerita – cerita gilamu.’ Aku kadang merasa ‘senang’ masih bisa mengejek dan diejek olehmu. Terasa seperti ‘air di padang pasir.’ Terasa seperti ‘madu’ di bunga yang mekar. Walau kadang mendengar ‘ amarahmu’ aku tetap merasa kalau aku masih bisa bersyukur kamu masih bisa mengeja dan mengingat ‘namaku’ walaupun dengan ‘rasa marah dan bencimu.’ Karena ‘rasa marah dan bencimu,’ kegilaan dan lupa ingatanmu, serta apapun yang pernah ‘terlontar’ dari otak dan mulutmu tentangku adalah ‘perekat cintaku.’
Aku ingin Engkau selalu...
Hadir dan Temani aku..
Di Setiap langkah..
Yang Meyakiniku..
Kau Tercipta Untukku..
(‘Perekat cintaku,’ kata ini kudapatkan dari ‘tawa riuh twinzku’ dan aku membuatnya saat aku ‘tersenyum pada ‘dia.’dan saat aku benar – benar merindukan ‘belaian tangannya’ pada ‘keringnya’ rambutku.)
15;24
Aku tidak ingin mengoceh tentang cinta, tapi hatiku pernah dan ingin merasakan tentang cinta. Jika cintaku telah beku. Akankah ‘apimu’ bisa membuatnya meleleh dan kembali sperti dulu? Kurasa tidak, Tapi bagaimana jika ‘api’ yang kamu kobarkan membuat hatiku membentuk suatu ‘rumah’ baru.. Apa yang akan terjadi jika kita bertemu dan bertatap mata nanti.. Akankah matamu memandang ‘benci’ padaku? Atau kata – katamu akan kembali ‘mengejekku’? Atau ‘pembalasan’ akan datang menghampiriku karena mulutku yang pernah ‘berbohong’ padamu? ... Jika itu yang terjadi... maka aku akan menyadari apa yang sebenarnya terukir di dinding hatiku yang sudah dan tetap menjadi beku.’ Dirimu.’
Apakah yang bisa membedakan rasa cinta dan benci? Pasti akan terjawab dengan jelas.. Jika seseorang yang kamu cintai..mengecewakan dan menyakiti hatimu apa kamu juga melakukan hal yang sama??? Apa kamu juga akan membalasnya dengan kekecewaan dan ‘sakit hati’? Apa kamu juga akan membenci? Jika memang cintamu untuk hatinya. Maka saat ia mengukir ‘darah’ pada cintamu yang tulus. Kamu tidak harus mengukir’ darah’ yang sama pada hatinya. Tapi hapuslah ‘darah’ di hatimu dan berikanlah ‘madu’ untuk menghilangkan ‘darah’ itu. Jika yang kamu dapat darinya adalah ‘mawar merah yang patah’ berikanlah ‘mawar putih’ dengan senyum manis dan ketulusan. Agar ia bisa membedakan apakah manusia yang berdiri dan selalu disakiti ini mempunyai ‘cinta’ atau ‘benci’ untuk manusia yang telah mengukir ‘ darah’ pada pintu ‘hatinya.’
Tapi bagaimana jika hanya ‘rasa sayang’ yang bisa diberikan oleh cinta yang kamu harapkan,apa rumah baru itu akan tetap kokoh menghadapi dinginnya dinding hati yang telah beku? Akankah kebencian muncul diantara pengharapan yang telah membuatmu duduk dan merajut ‘dingin’? Jangankan ‘cinta’ rasa ‘sayang’ pasti ingin berbalas. Tapi jika ternyata ‘cinta’ yang kita harapkan hanya bisa kita ‘lihat’ dengan senyuman dan kita ‘ dengar’ dengan rasa ‘rindu’ tanpa harus kita ‘selimuti’ akankah rasa yang ada di dalam hatimu akan bertahan?
Lalu apa jawaban yang benar – benar ‘nyata‘ tentang cinta itu... Jawaban yang dapat dirangkai akan beraneka ragam, Apakah positif, atau negatif, Mungkin saja baik, atau bahkan begitu buruk.. Jika kamu mencintai tapi dibalas ‘hanya’ dengan kebaikan dan ‘rasa sayang’ akankah kamu menyesal? Atau jika kamu begitu ‘mencintai’ tapi hanya dibalas ‘ dengan ejekan dan kebohongan,’ akankah kamu membenci? Apalagi jika cintamu tidak dibalas bahkan dengan ‘satu senyum manis,’ Akankah kamu mati? Apa yang akan terjadi jika ‘kenyataan’ yang terjadi tidak seperti yang ‘kamu inginkan selama ini?’ Tetap mencintai ‘cinta ‘ itu, Melupakannya atau membakarnya menjadi ‘abu?’
Bagiku, ‘cintaku’ adalah melihatmu tertawa dan bahagia, denganku atau tidak denganku bukan menjadi masalah asalkan ‘cintaku’ merasa itu adalah kebahagiaan terindah dalam otak, hati, dan jiwanya... Aku akan bahagia ‘ karena aku melihat dirimu hidup dan bahagia’ dalam hatiku.... Kejadian yang kulihat dengan ‘mata’, ucapan yang terlontar dari ‘mulutmu’ karena perasaan ‘maya,’ dan perbuatanmu yang berlaku seperti ‘rahwana’ aku TiDAK INGIN PERDULI dan TIDAK AKAN memasukkannya dalam ‘hati putihku.’ Karena .. Jika Aku Mengenalkan ‘ hatiku’ kalau namamu adalah, ‘ mawar putihku. ‘ Berarti kamu,’ tetap akan menjadi ‘mawar putihku.’ Walau kamu ‘berubah,’ ‘merubah diri,’ atau memang akan ‘dirubah.’ Walau kamu menolakku, mengecewakanku, memarahiku, dan akhirnya membenciku. Bukan berarti aku ‘dungu’ tapi aku memang ’bodoh,’ bukan karena ‘mencintamu.’ Aku bersyukur ’ rasa cinta’ itu masih ada di hatiku yang beku. Aku ‘bodoh’ karena rasa ‘ cinta’ itu hanya bisa tersimpan ‘ di ruang pojok’ hatiku.
Cintaku, Jika kamu berbicara dan mengoceh hal penting jangan heran dan ‘marah’ jika ‘aku tertawa,’ bukan karena ingin menertawai bagaimana caramu bercerita atau bagaimana isi ‘ceritamu.’ Bukan karena aku ‘gila’ padamu.Atau bukan karena kamu ‘pintar ‘ merayuku.‘ Aku tertawa’ karena aku benar – benar ‘bahagia’ aku masih bisa mendengar ‘cerita – cerita gilamu.’ Aku kadang merasa ‘senang’ masih bisa mengejek dan diejek olehmu. Terasa seperti ‘air di padang pasir.’ Terasa seperti ‘madu’ di bunga yang mekar. Walau kadang mendengar ‘ amarahmu’ aku tetap merasa kalau aku masih bisa bersyukur kamu masih bisa mengeja dan mengingat ‘namaku’ walaupun dengan ‘rasa marah dan bencimu.’ Karena ‘rasa marah dan bencimu,’ kegilaan dan lupa ingatanmu, serta apapun yang pernah ‘terlontar’ dari otak dan mulutmu tentangku adalah ‘perekat cintaku.’
Aku ingin Engkau selalu...
Hadir dan Temani aku..
Di Setiap langkah..
Yang Meyakiniku..
Kau Tercipta Untukku..
(‘Perekat cintaku,’ kata ini kudapatkan dari ‘tawa riuh twinzku’ dan aku membuatnya saat aku ‘tersenyum pada ‘dia.’dan saat aku benar – benar merindukan ‘belaian tangannya’ pada ‘keringnya’ rambutku.)
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home