Story Of Life

Wednesday, August 09, 2006

KuRcAci HaTIku

Menusuk Dengan Belati’
090806
13;29
Jika aku menaruh namamu pada lembaran ‘kurcaci hatiku.’ Itu berarti aku memberikan satu kepingan hatiku untukmu. Itu berarti aku perduli padamu dan dari dalam hatiku. Aku menyayangimu. Tapi mengapa yang kamu berikan padaku adalah tikaman satu pisau belati? Apa kamu ingin membunuhku? Atau dari lubuk hatimu kamu ingin menikamku? Aku tak peduli dan tidak marah. Aku tetap menganggap kamu adalah ‘ kurcaci hatiku.’ Aku tidak pernah menyesal.
Sebenarnya.. apa yang menjadi ‘api sekam‘ dalam hatimu? Apakah karena laki – laki bangsat berkepala lima yang kamu cintai itu? Apakah kepribadianmu berubah menjadi ‘dewi durga yang nurjana.’ Hanya karena kamu tidak berbagi ‘nafsumu’ lagi dengannya? Apa yang ada di otakmu? Begitu nikmatkah jika kamu ‘bercumbu dan mengendus – endus kemaluannya’ sampai kamu melupakan untuk kembali ke ‘ruang gelap itu’ dan menyapaku? Tidak pernahkah kamu berfikir kalau kamu tetap mendapatkan rangkulan tanganku walaupun kamu selalu menghisap ‘sari pati’ timbunan lemakku? Sudah aku katakan... Sekali aku menyebutmu ‘kurcaci hatiku.’ Tetap akan selalu begitu. Biarpun kamu menjual tubuhmu pada ‘pangeran hatiku.’ Aku tetap akan peduli akan ‘api sekam’ dalam hatimu.
Kamu adalah ‘salah satu istriku.’ Walaupun aku menaruh ‘pangeran cintaku’ pada hatiku yang beku tapi aku selalu peduli akan jalanmu yang kini tidak lagi berbatu tapi penuh dengan jurang. Aku tidak peduli ‘kamu melupakanku.’ Aku menelan ludahku saat kamu menghinaku. Dan aku hanya menghela nafasku saat kamu katakan pada rumput dan pohon lain kalau aku mulai menjajakan tubuhku untuk mendapatkan ‘lembaran – lembaran kertas tak bermakna itu.’ Aku ingin menampar mukamu. Aku ingin memakimu. Tapi hatiku terlalu menyayangimu dan akhirnya aku memaafkan semua itu. Kamu memang ‘istriku’ Dan aku tidak akan melupakan bagaimana aku mengajarimu menghadapi lelaki berkepala buaya, bermulut dewa dan bertenaga ‘kuda’ itu. Aku mengajarimu bagaimana cara untuk bermain dengan ‘boneka baru,’ tapi tidak menyakiti hatimu. Aku mengajarkan bagaimana ‘cara untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan,’ sedangkan ‘hatimu tetap menjadi sang ratu.’ Tapi mengapa yang terjadi kamu malah menikamku dengan belati yang aku berikan untuk menjaga dirimu?
Mengapa ‘istriku?’
Apa ‘hatiku’ tak begitu tulus untukmu?
Aku tak pernah ingin mencicipi ‘manisnya bibirmu,’ belaian tangan itu,’ ataupun melihat ‘puncak kenikmatan yang kamu selalu jajakan.’ Karena aku tidak ingin memakan ‘dirimu.’ Nafsuku dan cintaku untuk pangeran hatiku.’ Kamu adalah ‘istriku.’ ‘Istri‘ yang Terlalu membuatku ‘kecewa.’ Aku tidak bisa kembali merajut kata. Senyumku pun terasa memudar. Tapi hatiku tetap menganggapmu ‘kurcaci hatiku.’ Selalu.
Aku tau tiap malam kamu menunggu dan mengganti arjuna pemuas nafsu ‘mengetuk’ pintu kamarmu. Aku tak peduli. Itu keinginanmu dan ‘kemauan hatimu.’ Aku tau kamu telah dewasa dan berhak menentukan jalan hidup dan ‘kepribadianmu.’ Tapi aku tidak ingin mereka ‘yang kamu permainkan.’ Menjadi mempermainkan mulusnya tubuhmu.’
Walaupun kamu menggoyangkan tubuhmu dan mendesah dengan cengkraman lembut tanganmu, tetap saja... ‘lelaki bangsat itu tak akan mencinta dan memandang hatimu.’ Yang dia lihat hanyalah ‘kemolekan tubuhmu.’ Aku mengerti katamu ‘itu cinta.’ Tapi aku tak ingin ‘harga dirimu jadi terhina.’
Jika aku berbuat kesalahan, aku akan mengiba. Tapi jika kamu yang didera ‘hina.’ Aku akan merasa terhina. Walaupun noda yang terus kamu tumpahkan di putihnya ‘pahamu’ tidak bisa dibersihkan lagi. Aku tetap ingin ada disampingmu saat kelaparan menjerat perutmu dan saat hatimu penuh dengan tetesan ‘air mata buayamu.’ Aku ingin tetap ada dan menunggumu membagi ‘kepedihan hatimu’ saat seluruh dunia meludahi dan melupakanmu.
Juzt remember;
U juzt call up my name, and u know where ever i am, i will come running, to see u again. Even winter, spring, summer or fall, All u have to do iz call. And i will be there. Angel will alwayz be a friend.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home