Sunday, August 27, 2006
Friday, August 25, 2006
RuAnG RiNdUkU
04;04
Air mata menetes membelah senyum pipiku, pelupuk mataku hanya melihat bayangan semu. Tidak ada cintaku yang beku, santa sayangku, atau bahkan kekasih hatiku.Aku harusnya sadar. Aku memang berpijak sendiri. Aku menghela nafas, dan berharap rasa sepi yang ada akan terhempas pergi.Tapi yang tersisa, hanya air mata yang semakin membasahi pipiku. Walapun hatiku telah rapuh dan pilar kakiku semakin merosot ke dalam tanah. Aku tetap berharap dewa penolongku selalu tersenyum menanti dan memelukku saat lewat tengah malam aku datang dan memeluknya dan memberi tumpahan air mataku dan membasahi dadanya.
Seperti yang kurasa saat ini, semenjak matahari muncul banyak sungai yang harus kusebrangi. Ada batu licin yang harus bisa kulewati. Bertemu dengan ular, menghindar dari sayap hiu, atau mencari kayu untuk membantuku berjalan. Ragaku telah lemah. Otakku semakin tidak sehat. Dan.. Lintah mulai menghisap habis darahku….Kini Tubuhku semakin digerogoti berbagai nama demi mengeluarkan lembar kertas sialan! Aku tidak kecewa, aku hanya ingin memenuhi apa keinginan darahku. Saat tenaga sudah mulai menipis, aku akan coba untuk menutup mata dan menyebut namaMU. Berharap kamu akan memelukku dan berkata kalau kau ada untuk menemani lemahnya jiwaku dan,
menghilangnya Kekasihku…
Akhirnya hatiku ikut menangis, bukan penyesalan. Hanya rasa kecewa. Kecewa pada darah dan sumber tenagaku. Mengapa mereka menempelkan lintah untuk menghabiskan darahku. Aku merasa semakin terhimpit. Saat tetesan darahku mulai habis, aku terdesak oleh meja dan kursi, terdorong oleh lembaran kertas dan binatang lintah. Semakin mundur… dan mundur.. Hingga aku berada di pojok. Aku ada di pojok ruangan. Sendiri dengan raga yang telah sobek. Bahkan saat aku menutup mata dan berharap bisa menemuimu, kekasihku… Bayanganmu menghilang, tidak ada senyum, pelukan, bahkan kasih sayang yang tidak pernah tumbuh dalam hatiMU. Kamu telah pergi mengepakkan sayap, melupakan semua hal bodoh yang pernah aku coba tuliskan di tanganmu. Menghapus semua cerita tidak berarti dan menganggap aku lenyap ditelan bumi, bahkan di hari ajal menjemputku nanti…
Kau datang dan pergi…
Oh Begitu saja…
Semua kuterima
Apa adanya…
Mata terpenjam dan hati menggumam
Kuharap nanti..Di ruang rindu…
Kita bertemu…
(saat air itu mengalir di mataku, aku selalu mengingat namamu dan kayu yang kamu berikan untuk membantuku berjalan sendiri saat kamu pergi meninggalkanku, kekasihku…)
Tuesday, August 22, 2006
SerPiHaN CiNTaKU
Bulan Juliku...
Tahun 2006
010806
12;08
Aku merasa nafas kehidupan dan cintaku saat bulan ini sedikit terangkat...
aku mengingat dan mengukir kembali kenangan indah itu...
Cintamu...
rasa sayang dan amarahmu...
kepedihan mu.... dan penghianatanmu....
Aku merasa tetap bahagia..
Walau apa yang terjadi bulan juli adalah bulan terindah dan termanis dalam hidupku. Karena dalam bulan ini aku bisa mengingat..
bagaimana senyum indahmu, bagaimana tawamu, tangismu dan bagaimana kepedihanmu dalam menelusuri semak belukar kehidupan ini.
Seneng banget deh rasanya...
tadi liat tatapan indah itu...
liat senyum manis itu...
liat mata yang memandangku dengan sendu...
aku bahagia dan berterima kasih pada tuhan...
aku masih bisa bertemu dengannya...
aku masih bisa bersua dan berkata...
Kalau aku... Rindu akan masa – masa indah dulu.....!
Akibat Lidahku dan Hatimu.
150806
19;11
Aku tertawa, menertawai kebodohan ku.
Aku sedih, menangisi luka yang kugores karena kuku~ku
Aku marah, karena goresan mulutku telah mengiris air matamu..
Aku sayang, karena kepedulianmu…
Aku benci, karena tidak pernah bisa menjadi ‘putri hatimu.’
Kali ini semua hal menertawai, meledek bahkan memandang sebelah mata ucapan mulut dan bibirku.
Baik itu meja kayu, vas bunga, pohon dengan daun lebar, udara penuh asap rokok, jendela lebar, pintu yang terbuka, bahkan manusia biasa, bertanya dan bertanya mengapa aku bermain dengan ucapan yang membuat hidupku kembali dimainkan oleh lidahku.
Apa yang kujawab?
Apa penjelasanku?
Apakah lidahku kembali bermain dengan kata – kata?
Aku hanya bisa terdiam dan menunduk.
Tidak tertawa tapi ingin menangis.
Jika aku lari dari apa yang lidahku permainkan.
Maka aku tidak hanya sekedar belajar mempermainkan lidah.
Tapi juga otak dan mungkin lama – lama hatiku.
Bodoh!
Selalu jadi wanita yang Bodoh!
Badanku semakin subur..
Tapi tidak otakkku.
Aku harusnya belajar mempertahankan lugunya perasaanku.
Belajar menjadi orang yang mengerti akan keadaan.
Belajar akan Kejujuran.
Karena kejujuran adalah jawaban yang paling benar.
Jika ketulusan sudah dikalahkan karena lembar – lembar kertas sialan.
Jika semua hal sudah dibutakan oleh rasa benci dan marah.
Apa rasa ‘sayang’ yang pernah ada akan berubah menjadi dendam.
Aku tidak ingin membenci.
Aku juga tidak ingin dibenci.
Tapi lidahku membuatku dipandang sebelah mata.
Aku ingin semua hal kembali dan tertawa.
Tapi yang akan terlihat hanya deraian air mata.
Karena aku telah bermain dengan lidahku.
Dan membuat goresan yang mengiris air matamu.
Membuat dadamu terluka.
Membakar sekam dan menyulut apinya.
Membuatmu membakar nama dan jiwaku.
Menghapus namaku pada ukiran otakmu.
Merobek fotoku pada dompetmu.
Membenci dan mengutukku.
Dan meninggalkan satu kata untuk keegoisanku
‘Aku benci Padamu.’
‘Aku menyesal pernah mengenal dekat namamu.’
‘Angelku.’
(Aku menyesal,karena telah membuatmu menyesal mengenal namaku dan ada disampingku. Aku hanya ingin berkata. Jika masih bisa Maafkan Aku.)
Sunday, August 13, 2006
TeNtang LeLakI
120806
21;09
Mengapa lelaki kadang begitu susah kumengerti? Apa karena aku berdiri dan berfikir sebagai seorang wanita maka akan terasa begitu rumit berfikir tentang kepribadian dan ‘sosok’ seorang lelaki. Aku mungkin wanita bodoh dan naif. Berfikir dengan otak dan kemauanku sendiri. Tapi apa sosok seorang ‘lelaki sejati’ begitu susah kubaca dengan mata hati?
Semenjak aku kecil hanya ada 2 lelaki yang bisa aku amati, dan nilai dengan mata kasatku. Lelaki pertama adalah papaku, dan yang kedua, adalah pamanku, atau ‘omku.’ Setidaknya aku memanggilnya demikian semenjak aku tau bagaimana tersenyum dan berkata ‘halo’ pada orang asing yang baru kukenal. Jika ‘papaku’ berbahagia’ mendapatkan putri kecil sepertiku. Tidak dengan ‘istrinya’ atau lelaki ke dua yang aku kenal, dan kupanggil,’om.’ Sewaktu umurku belum genap, sewaktu ‘gigiku’ masih belajar untuk memperkuat geraham, ‘omku,’ begitu mencintaiku seperti seorang ayah yang belum mengenal anaknya. Tapi saat badanku semakin tinggi, dan wajahku semakin ayu, apalagi saat banyak ‘kumbang’ yang ingin mendekatiku, mengapa ‘omku’ bersikeras untuk satu ranjang denganku, hanya karena perintah’istri papaku?’ Apakah cintanya sebagai ‘ayah’ telah hilang dan berganti menjadi ‘cinta dan nafsu’ seperti yang ia berikan pada ‘istri papaku’ semenjak aku berumur ‘tiga tahun?’
Entahlah.. Karena sampai detik ini pun aku tak akan mau mengerti mengapa ‘omku,’ ‘istri papaku,’ dan ‘papa’ berbuat seperti itu. Mengapa dan karena apa, atau bahkan sebabnya. Tapi, Aku pernah bertanya padanya, mengapa papa tidak mencari ‘lahan lain untuk digarap’ daripada ia selalu mengurusi lahan dengan lintah yang bercumbu dengan ‘lintah – lintah’ lainnya. Untuk apa membiarkan ‘lintah’ itu menghisap darah papaku dan tetap bercumbu dengan ‘lintah – lintah’ itu. Papaku menjawab dengan ketabahan, “sayangku, semenjak aku memutuskan untuk mulai bekerja sebagai petani dan menggarap lahan bersama ‘satu ekor lintah’ aku tak peduli apa yang akan terjadi pada akhir dunia,aku tak peduli jika aku harus hidup tanpa darah ataupun tanpa nafas yang ada. Karena ‘aku bersyukur dan berterima kasih’ Lintah itu sudah membuatku memiliki dirimu.’ Mendengar jawaban papaku, aku hanya bisa terdiam. Dan semenjak umurku menginjak dua belas tahun, aku mulai berfikir dan mengamati. Apa yang sebenarnya aku tau tentang lelaki.
Semakin umurku bertambah, semakin aku mengenal bagaimana sosok ‘lelaki’ yang sebenarnya. Teman – temanku umumnya ‘lelaki.’ Banyak dari mereka bercerita, bagaimana mereka memperdaya, dan diperdaya oleh wanita. Ada yang begitu ingin mendapatkan ‘wanita’ hanya untuk menjadi ‘pajangan’ tambahan pada koleksi ‘boneka india’ mereka, atau bahkan ada yang siap untuk menyematkan ‘ketulusan dan kepastian’ pada jari manis wanita pujaan mereka. Aku hanya bisa tertawa. Dan mengelus dada. Aku tak pernah mengira kalau ternyata akan ada ‘satu lelaki’ yang membuat hatiku menjadi ‘beku.’
Kusebut ia ’P’ si ‘Pendiam.’ Aku sudah mengenal dan menjadi sahabatnya semenjak 5 tahun lalu. Tahun pertama kita ‘teman baik.’ Tahun ke dua, aku mulai membuka pintu hatiku. Dan akhirnya ‘ia membuat hatiku beku.’ Tidak akan ada yang bisa dilakukan. Hatiku terlanjur beku. Dan ia adalah masa laluku. Yang masih bisa ku-syukuri adalah kita tetap akan menjadi ‘teman baik.’ Itu yang utama. ‘P’ mengajarkanku kalau lelaki adalah ‘egois’ dan penyayang. Hati lelaki mudah tersentuh dan mudah melupakan. ‘P’ punya hidup yang mapan, punya rumah sendiri, mobil pribadi, pekerjaan dan gaji yang cukup untuk menghidupi seluruh keluarganya. Apalagi tidak merokok dan tidak suka keluar malam. Komplit kan?? Tapi ia juga mengajarkan kalau ‘kaumku’ adalah kelemahan terbesarnya. Aku lebih memilih untuk ‘membekukan hatiku’ daripada harus bersaing dengan kaumku untuk menduduki tahta ‘sang ratu’ di ‘rumah maya itu.’ Aku tak menyesal. Aku bahagia pernah ‘mengenalmu.’ Saat terakhir kali aku menatap mata ‘P’ si Pendiam aku bertanya,” ‘P’ mengapa kaumku menjadi kelemahan terbesarmu? Apa aku tak menjadi dewi untuk rumah mayamu itu?” Air menetes pada mata kirinya, dan ia menjawab,” angel... maafkan aku. Kamu adalah wanita baik dan naif. Aku mungkin telah memadamkan impianmu. Kamu cinta hatiku dan akan selalu begitu, tapi aku memerlukan ‘teman lain’ untuk mewarnai hari – hariku. Aku memerlukan nafsu.” Jadi tamatlah cerita yang kujalin dengan ‘P’ si Pendiam.
Lalu kututup pintu hatiku, dan aku hanya ingin berteman dan berbagi tawa dengan kaumku atau dengan lelaki lain yang akan mengisi lembar hidupku. Inilah yang kulakukan saat ini. Saat aku hanya bisa mencurahkan isi hatiku dengan huruf dan tinta. Semenjak empat bulan lalu, ada enam lelaki yang mengenal dekat namaku. Kharakter mereka beraneka ragam. Dan dari ‘cerita – cerita’ mereka tentang wanita. Aku lebih belajar dan membuka pikiranku. Siapakah ‘lelaki’ itu yang sebenarnya.
Kumulai dengan ‘B.’ Ia kusebut lebih dari teman baikku. Mungkin seperti kakak lelaki. ‘B’ lelaki dengan pikiran modern, pekerjaan mapan, rumah ada dimana – mana, lalu bawaan? Mobil or motor punya. Terus tampang. Lumayan lah... Paling gak bisa buat cewek klepek – klepek. ‘B’ mengajarkan banyak hal padaku. Baik dan buruk. Aku sering bertanya padanya. Tentang ‘lelaki’, wanita atau tentang hidupnya. Aku pernah bertanya,” ‘B’... Mengapa lelaki begitu susah kumengerti? Mengapa....begini dan .....??? “ ‘B’ hanya tersenyum dan berkata, Lelaki memang egois, tapi wanita ditakdirkan untuk mengerti keegoisan itu. Dan.. Kamu harus mengerti, mengapa lelaki susah mengenalkan seorang wanita pada lingkungan atau pada keluarganya. Itu karena.. wanita adalah ‘beban’ tersendiri bagi lelaki itu. Jika wanita dikenalkan ‘ke rumah seorang lelaki’ itu artinya wanita itu harus bisa dibanggakan dan mempunyai kelebihan yang bisa membuat dagu lelaki itu ‘menengadah.’ Baik itu dari segi ‘pribadi,’ ‘ekonomi,’ ataupun ‘body.’ Pokoknya harus yang TOP bibit, bebet ataupun bobotnya. Kalau gak.. Jangan harap deh bisa kenal kata ‘serius’ dalam hub itu.” (Masa seh gitu?)
Belum lagi pendapat si ‘Y’ yang bilang kalo ia mau nyari pacar, harus yang cantik, putih, tinggi, ataupun rambut panjang. Istilah jawanya sih.. Kalo diajak kundangan biar gak malu – maluin katanya. (What ??? Berarti type kaya angel LEWAT doank?) Tapi kata ‘Y’ lagi biarpun harapan dia ceweknya kaya gitu, tapi yang pernah jadi pacarnya dia gak selalu putih tuuuh! ( Nah yo... What happened with u then ?) ‘Y’ Cowok yang baik, pekerjaan ada, tampang lumayan, sifat ramah, plus status ‘ekonomi’ Mapan. So... harusnya udah siap untuk menikah dengan ‘putri’ impian doank???
Kalo si ‘C’ pendapatnya gak terlalu beda sama si ‘Y’. Pekerjaan ada, rumah ada, mobil dan motor punya, tampang pastilah lumayan, dan ‘status ekonomi’ pasti juga ‘mapan’, dan cewek? Tinggal milih lah... (hehehe koq gayaaaa??) Tapi kurasa inilah si ‘C’ menurut gambaran ku. Kenapa aku terlihat sedikit ragu – ragu menggambarkan lelaki satu ini. Karena ‘C’ adalah lelaki misterius yang baik. Bukannya maksud ‘perez’ yah... tapi dia memang baik koq! Ada beberapa hal baik yang dapat kupetik selama aku berteman dengannya. Walaupun ia berpendapat wanita itu adalah ‘pembohong,’ lebih pintar dari laki – laki dan selalu memperdaya laki – laki. Tapi pendapatku tak berubah. ‘C’ lelaki yang cukup baik dan punya kharakter sendiri untuk menjadi seorang ‘teman’ bagiku. Pernah sekali aku bertanya padanya,” ‘C’ jika aku adalah adik perempuanmu, apa yang akan kamu sarankan untukku? “Lalu ia menjawab dengan mudah,“ jika kamu adalah adik perempuanku aku hanya akan menyuruhmu untuk mencari pacar yang punya mobil dan ‘kaya.’ Soalnya aku gak mau kamu pergi kemana kepanasan, kalo punya mobil khan aman, kamu bisa diantar kemana – mana tanpa khawatir kehujanan atau kepanasan atau diganggu orang, dan kalo diajak pacarmu jalan – jalan harus ia yang bayar makan. Jangan sampe kebalikannya, Cewek zaman sekarang harus matre! “ Aku hanya bisa bengong dan ...
Pernah sekali saat aku, twinzku,’C,’ dan ‘Y,’ ngobrol soal lelaki dan wanita, kudengar pendapat yang beraneka ragam. Menurut lelaki, wanita zaman sekarang lebih pintar daripada ‘pria.’ Pria tidak buaya, wanita lah yang pintar ‘memperdaya’ dan ‘pembohong.’ Maka dari itu lelaki memang ditakdirkan mempunyai kelemahan seorang wanita. Tapi kami para wanita menyangkalnya. Padahal ‘Y’ pernah menegaskan. Lelaki memang ‘buaya,’ tapi berbahagialah wanita karena bisa memperdaya ‘buaya,’ dan selalu lebih pintar ddari ‘sang buaya.’ Lucu khan? ‘buaya’ mengaku diperdaya ‘wanita.’
Lalu ada si ‘G.’ Dia masih ada hubungan darah denganku. Orangnya cukup ‘cakep,’ punya mobil, rumah dan kos – kos an dan sekarang masih kuliah, alias masih disubsidi sama ortunya. Biarpun begitu dia sudah punya usaha yang bakal diwariskan untuknya. Tinggal ‘para wanita ‘ saja yang memutuskan apa akan menerima rayuan ‘lelaki gombal’ ini atau tidak. Ia sudah punya pacar. Dan ‘G’ selalu menegaskan pada pacarnya, kalau tidak ada yang bisa mengekang hidupnya. Ia sosok lelaki yang tidak bisa dikekang. Mencintai pacar? Mungkin. Suka wanita cantik? Pasti! Doyan pergi malam? Haruslah lah... Apalagi kalau malam minggu... (yuuuuuk!!)
Lain lagi sama tetangga baruku si ‘K.’ Orangnya cerewet. Banyak omong dan nasehat. Ramahnya boo! Minta Ampyun deh!! Angel jadi deket sama dia karena dia banyak curhat soal segala hal. Tapi gak deket – deket banget seeh!. Anehnya lagi... ‘K’ itu ngakunya play boy, tapi dia selalu ngasi tau dengan jelas gimana, pribadi, cara ngomong, n tata krama seorang lelaki ‘playboy.’ (hehehe perez banget deh ni cowok!) ‘K’ orangnya ramah,dan baik. Pekerjaan ‘makelar,’ kuliah S2 belum lulus, rumah punya, terus mobil n motor statusnya gak jelas. Mana rokok minta terus lageeee!!! HEHEHE...Tapi penampilan.... Necis BO! So... anY girls interested with him? Tel me then...!!!
Trus the last one, Si ‘N.’ Ni cowok masih ‘muda,’ sifatnya labil banget, posesif dan terlalu percaya akan ‘kasat mata.’ Orangnya baik, penyayang, tapi selalu berfikiran pendek n menyimpan dendam. Dia masih kuliah, masih disubsidi juga sama ortunya. Tapi usaha sendiri, sudah diwariskan, rumah punya, mobil ada. Angel pernah nanya sama ‘N’ apa dan gimana pikirannya soal lelaki dan wanita. Jawabannya begitu naif. “Aku lelaki yang begitu mencintai wanita, aku rela memberikan segalanya tapi wanita selalu menghianati dan membohongiku. Aku tak pernah selingkuh, tak ingin dan tak mau. Yang aku inginkan hanya dicinta dengan ‘tulus’ oleh ‘ratu cintaku.’ Tapi apa yang kudapat....??” jujurnya sambil meneteskan air mata.
Aku semakin tak mengerti bagaimana sebenarnya pikiran seorang ‘pria’terhadap wanita, Mengapa wanita selalu dikatakan ‘pembohong dan menyakiti pria?’ Padahal tidak selalu begitu. Banyak lelaki juga menyakiti wnaita dan aku yakin pasti juga sebaliknya. Mengapa mereka begitu susah dimengerti? Dan mengapa mereka tidak pernah mengerti kalau ‘dicintai?’ Apa ‘pria sejati’ selalu susah dinilai dengan ‘mata hati?’
(Wanita dan lelaki adalah manusia biasa, mudah melupakan dan dilupakan. Mudah berbicara dan menghina. Tapi angel, akan selalu berusaha mempertahankan ‘cinta.’)
Wednesday, August 09, 2006
"KhAyALan DaN ILuSiKu"
080806
19;05
‘Aku ingin berkata, tertawa dan ‘ ditertawakan’ oleh dirimu. ‘
‘Aku ingin menatap, terseyum dan memegang tanganmu.’
‘Aku ingin ada, disana dan dihina oleh kebencianmu.’
‘Aku ingin Mencinta, dicinta, tapi bibirku tak mengaku.’
Aku tergagap, mataku memandang jauh, dan otakku kosong,’ya tuhan.’ Apa yang telah kudengar..... Apa yang mengatakan ini benar – benar dirimu... .‘Woi! Ngomong doank! Koq jadi diem gitu?’ Suaramu mengagetkanku. Kamu tidak ada di depanku, tidak ada disekelilingku. Tapi ada ketika hatiku beku. Mengapa dirimu ada dan tetap berdiri disana? Mengapa perkataanmu yang begitu ‘ nyata,’ membuat hatiku yang beku melupakan bagaimana caranya untuk berpijak dengan benar di cakrawala. Mengapa aku merasa mendapatkan dunia saat dengan manis dirimu berkata ,’ aku kangen kamu angelku,’
Kata – katamu mengingatkanku pada ‘hal indahku dulu.’ Hal – hal yang membuat cintaku yang beku membentuk rumah baru. Kata – katamu mengingatkanku pada ‘ukiran yang terpahat’ pada dinding cintaku yang beku. Senyuman di pipiku merona ketika kamu merayuku. Kata – kataku menghilang ketika kamu mengatakan kalau kamu merindukan keegoisanku. Dan kesedihanku tertulis saat aku mengetahui aku mulai membohongimu. Maafkan aku, jika kebohonganku membuat aku kehilangan kata – kata ‘amarahmu,’ Aku tidak tau lagi bagaimana membuatmu mengeja dengan benar namaku saat kamu berkata ‘ aku benci padamu.’
Engkau berkata ‘aku adalah wanita perayu dan bodoh,’ tapi mengapa saat kamu merayuku aku hanya bisa tersenyum dan membayangkan ‘kamu’ ada dan berdiri melihat ‘meronanya mukaku yang bulat’ saat mendengar kata ‘rindumu.’ Apakah karena ‘pujaan hatiku yang merayuku,’ sehingga aku bisa merasakan dewata berubah sesaat menjadi nirwana? Atau karena ini hanya ilusi ‘pangeran hatiku semata?’ Aku tetap ‘terpana dan mataku melihat ke angkasa.’
Jika kamu menggedor pintu kamarku, memeluk tubuhku yang kedinginan, dan mengetuk pintu hatiku ‘yang beku.’ Akankah aku mengenal jalan kembali pulang ke dewata ini? Huf... kurasa susah... Jika ternyata ‘kata rindumu,’ membuatku melupakan cakrawala yang selalu mencambuk kulit ariku. Aku akan memilih untuk ada dan dipeluk olehmu walau satu detik saja, sehingga aku tidak akan menyesal berada di saat – saat kalau kamu pernah ‘menyayangi’ seorang angel dengan hati yang beku.
Jika kamu memang bukan tercipta untukku. Aku sadar dan tidak menyangkal tentang itu. Tetapi jika aku menyayangimu, saat hatimu dimiliki wanita itu dan saat otakmu memandang ‘ nafsu’ ‘dewi nirwana’ itu. Akankah aku merasa aku pulang dengan ‘kalah’ dan penuh dendam? Tidak, dan entah mengapa aku tetap merasa ‘ jauh di lubuk hatiku kamu masih kekasih dalam pahatan dinding beku hatiku.‘ Mengetahui kalau tanganmu meraih ‘emas’, ragamu terselimuti ‘awan’ dan hatimu dijaga oleh ‘dewi cinta.’ Membuat hatiku yang beku terasa mencair. Melihat ‘rasa amarahmu’ pada kebodohanku dan mendengar kata ‘bencimu’ terhadap timbunan ‘ sayangku untukmu.’ Atau bahkan mendengar bibirmu berucap, kalau rasa sayangmu telah pudar untukku. Hanya akan membuatku menyadari betapa bangganya aku, kalau ternyata hatiku yang beku pernah ‘begitu menyayangi keegoisanmu.’
(Sebaiknya aku berhenti berkhayal, Aku ingin mendengar suaramu. Tanganku menekan 623617xxxxxx dan.... tut... tut... tut... tut... Suaramu tidak sempat terdengar oleh tipisnya genderang telingaku)
KuRcAci HaTIku
090806
13;29
Jika aku menaruh namamu pada lembaran ‘kurcaci hatiku.’ Itu berarti aku memberikan satu kepingan hatiku untukmu. Itu berarti aku perduli padamu dan dari dalam hatiku. Aku menyayangimu. Tapi mengapa yang kamu berikan padaku adalah tikaman satu pisau belati? Apa kamu ingin membunuhku? Atau dari lubuk hatimu kamu ingin menikamku? Aku tak peduli dan tidak marah. Aku tetap menganggap kamu adalah ‘ kurcaci hatiku.’ Aku tidak pernah menyesal.
Sebenarnya.. apa yang menjadi ‘api sekam‘ dalam hatimu? Apakah karena laki – laki bangsat berkepala lima yang kamu cintai itu? Apakah kepribadianmu berubah menjadi ‘dewi durga yang nurjana.’ Hanya karena kamu tidak berbagi ‘nafsumu’ lagi dengannya? Apa yang ada di otakmu? Begitu nikmatkah jika kamu ‘bercumbu dan mengendus – endus kemaluannya’ sampai kamu melupakan untuk kembali ke ‘ruang gelap itu’ dan menyapaku? Tidak pernahkah kamu berfikir kalau kamu tetap mendapatkan rangkulan tanganku walaupun kamu selalu menghisap ‘sari pati’ timbunan lemakku? Sudah aku katakan... Sekali aku menyebutmu ‘kurcaci hatiku.’ Tetap akan selalu begitu. Biarpun kamu menjual tubuhmu pada ‘pangeran hatiku.’ Aku tetap akan peduli akan ‘api sekam’ dalam hatimu.
Kamu adalah ‘salah satu istriku.’ Walaupun aku menaruh ‘pangeran cintaku’ pada hatiku yang beku tapi aku selalu peduli akan jalanmu yang kini tidak lagi berbatu tapi penuh dengan jurang. Aku tidak peduli ‘kamu melupakanku.’ Aku menelan ludahku saat kamu menghinaku. Dan aku hanya menghela nafasku saat kamu katakan pada rumput dan pohon lain kalau aku mulai menjajakan tubuhku untuk mendapatkan ‘lembaran – lembaran kertas tak bermakna itu.’ Aku ingin menampar mukamu. Aku ingin memakimu. Tapi hatiku terlalu menyayangimu dan akhirnya aku memaafkan semua itu. Kamu memang ‘istriku’ Dan aku tidak akan melupakan bagaimana aku mengajarimu menghadapi lelaki berkepala buaya, bermulut dewa dan bertenaga ‘kuda’ itu. Aku mengajarimu bagaimana cara untuk bermain dengan ‘boneka baru,’ tapi tidak menyakiti hatimu. Aku mengajarkan bagaimana ‘cara untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan,’ sedangkan ‘hatimu tetap menjadi sang ratu.’ Tapi mengapa yang terjadi kamu malah menikamku dengan belati yang aku berikan untuk menjaga dirimu?
Mengapa ‘istriku?’
Apa ‘hatiku’ tak begitu tulus untukmu?
Aku tak pernah ingin mencicipi ‘manisnya bibirmu,’ belaian tangan itu,’ ataupun melihat ‘puncak kenikmatan yang kamu selalu jajakan.’ Karena aku tidak ingin memakan ‘dirimu.’ Nafsuku dan cintaku untuk pangeran hatiku.’ Kamu adalah ‘istriku.’ ‘Istri‘ yang Terlalu membuatku ‘kecewa.’ Aku tidak bisa kembali merajut kata. Senyumku pun terasa memudar. Tapi hatiku tetap menganggapmu ‘kurcaci hatiku.’ Selalu.
Aku tau tiap malam kamu menunggu dan mengganti arjuna pemuas nafsu ‘mengetuk’ pintu kamarmu. Aku tak peduli. Itu keinginanmu dan ‘kemauan hatimu.’ Aku tau kamu telah dewasa dan berhak menentukan jalan hidup dan ‘kepribadianmu.’ Tapi aku tidak ingin mereka ‘yang kamu permainkan.’ Menjadi mempermainkan mulusnya tubuhmu.’
Walaupun kamu menggoyangkan tubuhmu dan mendesah dengan cengkraman lembut tanganmu, tetap saja... ‘lelaki bangsat itu tak akan mencinta dan memandang hatimu.’ Yang dia lihat hanyalah ‘kemolekan tubuhmu.’ Aku mengerti katamu ‘itu cinta.’ Tapi aku tak ingin ‘harga dirimu jadi terhina.’
Jika aku berbuat kesalahan, aku akan mengiba. Tapi jika kamu yang didera ‘hina.’ Aku akan merasa terhina. Walaupun noda yang terus kamu tumpahkan di putihnya ‘pahamu’ tidak bisa dibersihkan lagi. Aku tetap ingin ada disampingmu saat kelaparan menjerat perutmu dan saat hatimu penuh dengan tetesan ‘air mata buayamu.’ Aku ingin tetap ada dan menunggumu membagi ‘kepedihan hatimu’ saat seluruh dunia meludahi dan melupakanmu.
Juzt remember;
U juzt call up my name, and u know where ever i am, i will come running, to see u again. Even winter, spring, summer or fall, All u have to do iz call. And i will be there. Angel will alwayz be a friend.
PeReKaT cInTa DaN 'CiNTaKu
15;24
Aku tidak ingin mengoceh tentang cinta, tapi hatiku pernah dan ingin merasakan tentang cinta. Jika cintaku telah beku. Akankah ‘apimu’ bisa membuatnya meleleh dan kembali sperti dulu? Kurasa tidak, Tapi bagaimana jika ‘api’ yang kamu kobarkan membuat hatiku membentuk suatu ‘rumah’ baru.. Apa yang akan terjadi jika kita bertemu dan bertatap mata nanti.. Akankah matamu memandang ‘benci’ padaku? Atau kata – katamu akan kembali ‘mengejekku’? Atau ‘pembalasan’ akan datang menghampiriku karena mulutku yang pernah ‘berbohong’ padamu? ... Jika itu yang terjadi... maka aku akan menyadari apa yang sebenarnya terukir di dinding hatiku yang sudah dan tetap menjadi beku.’ Dirimu.’
Apakah yang bisa membedakan rasa cinta dan benci? Pasti akan terjawab dengan jelas.. Jika seseorang yang kamu cintai..mengecewakan dan menyakiti hatimu apa kamu juga melakukan hal yang sama??? Apa kamu juga akan membalasnya dengan kekecewaan dan ‘sakit hati’? Apa kamu juga akan membenci? Jika memang cintamu untuk hatinya. Maka saat ia mengukir ‘darah’ pada cintamu yang tulus. Kamu tidak harus mengukir’ darah’ yang sama pada hatinya. Tapi hapuslah ‘darah’ di hatimu dan berikanlah ‘madu’ untuk menghilangkan ‘darah’ itu. Jika yang kamu dapat darinya adalah ‘mawar merah yang patah’ berikanlah ‘mawar putih’ dengan senyum manis dan ketulusan. Agar ia bisa membedakan apakah manusia yang berdiri dan selalu disakiti ini mempunyai ‘cinta’ atau ‘benci’ untuk manusia yang telah mengukir ‘ darah’ pada pintu ‘hatinya.’
Tapi bagaimana jika hanya ‘rasa sayang’ yang bisa diberikan oleh cinta yang kamu harapkan,apa rumah baru itu akan tetap kokoh menghadapi dinginnya dinding hati yang telah beku? Akankah kebencian muncul diantara pengharapan yang telah membuatmu duduk dan merajut ‘dingin’? Jangankan ‘cinta’ rasa ‘sayang’ pasti ingin berbalas. Tapi jika ternyata ‘cinta’ yang kita harapkan hanya bisa kita ‘lihat’ dengan senyuman dan kita ‘ dengar’ dengan rasa ‘rindu’ tanpa harus kita ‘selimuti’ akankah rasa yang ada di dalam hatimu akan bertahan?
Lalu apa jawaban yang benar – benar ‘nyata‘ tentang cinta itu... Jawaban yang dapat dirangkai akan beraneka ragam, Apakah positif, atau negatif, Mungkin saja baik, atau bahkan begitu buruk.. Jika kamu mencintai tapi dibalas ‘hanya’ dengan kebaikan dan ‘rasa sayang’ akankah kamu menyesal? Atau jika kamu begitu ‘mencintai’ tapi hanya dibalas ‘ dengan ejekan dan kebohongan,’ akankah kamu membenci? Apalagi jika cintamu tidak dibalas bahkan dengan ‘satu senyum manis,’ Akankah kamu mati? Apa yang akan terjadi jika ‘kenyataan’ yang terjadi tidak seperti yang ‘kamu inginkan selama ini?’ Tetap mencintai ‘cinta ‘ itu, Melupakannya atau membakarnya menjadi ‘abu?’
Bagiku, ‘cintaku’ adalah melihatmu tertawa dan bahagia, denganku atau tidak denganku bukan menjadi masalah asalkan ‘cintaku’ merasa itu adalah kebahagiaan terindah dalam otak, hati, dan jiwanya... Aku akan bahagia ‘ karena aku melihat dirimu hidup dan bahagia’ dalam hatiku.... Kejadian yang kulihat dengan ‘mata’, ucapan yang terlontar dari ‘mulutmu’ karena perasaan ‘maya,’ dan perbuatanmu yang berlaku seperti ‘rahwana’ aku TiDAK INGIN PERDULI dan TIDAK AKAN memasukkannya dalam ‘hati putihku.’ Karena .. Jika Aku Mengenalkan ‘ hatiku’ kalau namamu adalah, ‘ mawar putihku. ‘ Berarti kamu,’ tetap akan menjadi ‘mawar putihku.’ Walau kamu ‘berubah,’ ‘merubah diri,’ atau memang akan ‘dirubah.’ Walau kamu menolakku, mengecewakanku, memarahiku, dan akhirnya membenciku. Bukan berarti aku ‘dungu’ tapi aku memang ’bodoh,’ bukan karena ‘mencintamu.’ Aku bersyukur ’ rasa cinta’ itu masih ada di hatiku yang beku. Aku ‘bodoh’ karena rasa ‘ cinta’ itu hanya bisa tersimpan ‘ di ruang pojok’ hatiku.
Cintaku, Jika kamu berbicara dan mengoceh hal penting jangan heran dan ‘marah’ jika ‘aku tertawa,’ bukan karena ingin menertawai bagaimana caramu bercerita atau bagaimana isi ‘ceritamu.’ Bukan karena aku ‘gila’ padamu.Atau bukan karena kamu ‘pintar ‘ merayuku.‘ Aku tertawa’ karena aku benar – benar ‘bahagia’ aku masih bisa mendengar ‘cerita – cerita gilamu.’ Aku kadang merasa ‘senang’ masih bisa mengejek dan diejek olehmu. Terasa seperti ‘air di padang pasir.’ Terasa seperti ‘madu’ di bunga yang mekar. Walau kadang mendengar ‘ amarahmu’ aku tetap merasa kalau aku masih bisa bersyukur kamu masih bisa mengeja dan mengingat ‘namaku’ walaupun dengan ‘rasa marah dan bencimu.’ Karena ‘rasa marah dan bencimu,’ kegilaan dan lupa ingatanmu, serta apapun yang pernah ‘terlontar’ dari otak dan mulutmu tentangku adalah ‘perekat cintaku.’
Aku ingin Engkau selalu...
Hadir dan Temani aku..
Di Setiap langkah..
Yang Meyakiniku..
Kau Tercipta Untukku..
(‘Perekat cintaku,’ kata ini kudapatkan dari ‘tawa riuh twinzku’ dan aku membuatnya saat aku ‘tersenyum pada ‘dia.’dan saat aku benar – benar merindukan ‘belaian tangannya’ pada ‘keringnya’ rambutku.)
Tuesday, August 01, 2006
"ReAl FaRewElL PaRtY"
300706
09;01
Kuteguk dengan cepat minuman ‘susu beruang’ itu. Rasanya tenggorokannku yang telah terbakar seperti api terasa mulai disirami air.. huf.... adem juga akhirnya. Lalu aku mulai mendengarkan apa yang terjadi dan terlihat disekitarku. Mereka terdengar seperti ‘bahagia’.... tertawa dan tertawa, saling mengejek dan akhirnya tertawa lagi. Ada yang menatap, ada yang dipeluk dan ada yang patah hati. Malah ada yang membeku dan mulai meleleh lagi. Kurasa saat menyusuri jalan ini... banyak hal yang tidak akan terjadi lagi. Mungkin tidak akan sama seperti hari ini lagi.. Entahlah. Mataku memandang ke lampu jalanan yang berwarna kuning itu, aku mengingat lagi jalan yang kutempuh dari sore tadi. Rasanya seperti mimpi, jika waktu berjalan secepat itu. Jika aku ‘dewi waktu yang cuantik dan montok’ maka aku akan memperlambat waktu dan menyempurnakan juga menghapus beberapa kejadian yang terjadi dari sore tadi. Aku akan menambah kebahagiaan, menghilangkan rasa sedih, marah, ‘egois’ dan juga menghapus air mata yang mengalir di pantai itu.
Tanganku mulai kaku, pikiranku mulai kosong.. aku terjaga kembali dari lamunanku dan melihat sekelilingku, mereka masih tertawa, masih mengejek dan aku ingin kembali termenung. Aku termenung dan tersenyum sendiri.. Mulutku banyak terdiam tapi otak dan hatiku mengingat dan tersenyum. Apalagi jika kuingat kalau beberapa jam yang lalu lantai teras kamarku penuh dengan air, gula, kecap asin, kopi dan tawa kami. Apalagi baju dan celana putihku juga dipenuhi noda oleh seseorang yang memelukku karena saat ini usianya sudah 23 tahun.. Kami tidak bisa memberikan apa – apa kecuali tawa. Selamat Ulang Tahun Wanita Pemimpi.. Semoga...Tiba – tiba lamunanku dikagetkan oleh rasa perih yang ada di perutku...’ugh... !‘aku terjaga dan melihat mereka semua terdiam. Mungkin mereka terhanyut oleh alunan musik yang terdengar. Badanku terasa panas, apalagi tenggorokanku, perutku terasa perih.. huf... badanku terasa semakin lemah tapi tidak hatiku.. karena ada tiga adam dan dua orang hawa yang membuat hatiku selalu tersenyum dan .. tersenyum.. Begitu manis dan indah senyumku detik ini sehingga membuat racun dalam tubuhku mulai menghilang. aku rasa mereka saat ini mulai ikut termenung seperti aku termenung saat ini.. dua orang yang ada di depanku.. terlihat seperti memangdang ke ruas – ruas jalan yang ada di depan mereka, lalu tiga orang yang ada disebelahku... apa yang ada di otak mereka. Apa rasa cinta, marah, kecewa.. ataukah takut menggeluti jiwa mereka? Mungkin saja..
Lalu kuteguk lagi minuman ‘ susu beruang’ yang kugenggam erat di tanganku ini. Kuteguk lagi dan berharap sakit yang menggores ruang dalam leherku akan hilang. Tapi... Ugh! Perihnya terus terasa! Aku menyerah dan terdiam. Tapi saat mendengar mereka bernyanyi sambil bersahut – sahutan... Aku jadi teringat dengan dua penyanyi yang bergoyang lincah dan mendendangkan lagu – lagu nge – beat di tempat itu.. Aku jadi teringat akan apa yang kami lakukan disana, teriakan, nyayian sumbang, makan kacang, meneguk minuman, memandang, dan bermain dengan meja, serta ingin berkenalan. Ada bule botak, wanita cantik, cowok setengah cakep dan request lagu yang belum dinyayikan. Lalu ada jalan setapak, kursi kuning, lampu – lampu besar dan berlarian. Lari Ke arah pantai...
Lamunanku dikagetkan dengan lagu yang didendangkan itu.. Lagu ‘ demi waktu’ aku tersenyum lagi dan tersenyum. Mungkin hanya bisa tersenyum. Lagu yang benar – benar menjengkelkan.Tapi mereka tak peduli. Mereka masih bersenang – senang, masih tertawa, mengejek dan akhirnya tertawa lagi. Aku memilih untuk memandang lampu – lampu tengah jalan dan berkhayal. Berkhayal dan larut dalam lamunanku. Aku ingat tentang tawa riuh kita di ‘tepi pantai ‘ itu dulu, main bola dengan stik panjang, bercerita dan menanyakan pertanyaan – pertanyaan gila setelah kalah dalam pertempuran, pergi ke tempat hingar – bingar, atau termenung dan menghilang ditelan keegoisan dan hasrat tiap pribadi dan ‘keegoisan’ kami.
Aku berhenti termenung, aku tak ingin berkhayal lagi dan aku ingin menikmati bagaimana kami melewati ruas jalan ini dengan tawa kami. Walaupun ada yang patah hati, ada yang menunggu ‘ sang putri’, ada yang tidak peduli, ada yang akan pergi, atau ada yang membeku hati, bahkan punya cinta mati. Aku tak peduli karena sebenarnya jalan ini adalah jalan di tempat dimana kata ‘perpisahan’ itu akan diucapkan berulang – ulang. Inilah yang disebut ‘ Kenyataan yang Nyata.’ Jalan dimana aku menyadari apa arti ‘farewell party’ yang sesungguhnya.
( to mr. Joe2.. selamat jalan.. dan senyumku akan selalu ada untuk kalian.. tiga adam dan dua hawa, kurcaci hatiku)
SaAt HAtiKu KemBAli BeKu
Aku dan ‘Dia’
240706
17;00
Mendengar kata ‘ perpisahan’ pikiranku terganggu. Apalagi jika benar – benar berpisah.. aku rasa aku akan sedih. Bukan karena apa.. tapi seperti yang seorang temanku katakan... kalau setiap orang yang singgah di kehidupan kita adalah penting. Yah aku baru sadar. Kalau ‘dia’ memang cukup penting. Kadang aku menyepelekan. Tapi.. ternyata ‘ dia ‘ memang penting..
Rasanya mataku ingin tertutup dan aku ingin kembali ke waktu lalu... tapi sayangnya mesin waktuku telah rusak sehingga aku tidak akan kembali ke waktu itu.. Waktu dimana hari – hariku penuh dengan ocehan dan cerita anehmu.. hari – hariku penuh dengan kata – kata ejekanmu.. tertawamu, rasa marah dan juga keegoisanmu.
Aku ingin kembali ke tempat dimana kamu sering berhayal.. berhayal tentang memiliki dunia. Berhayal tentang kamulah satu – satunya orang yang ada di dunia.. Dan terbiasa dengan sifat, cara berbicara, tertawa, amarah, nasehat dan bahkan bau tubuhmu..
Terasa aneh memang.. Tapi inilah kenyataan. Jika manusia bisa melupakan dalam satu kejap mata. Mengapa ‘angel’ tidak bisa. Jika manusia lain bisa menganggap itu adalah hal yang biasa.. Mengapa angel tidak bisa melupakannya.
Aku wanita dewasa.. Setidaknya demikian.. Umurku sudah lebih dari kepala dua.. dan saat aku berusaha melupakan ‘dia’ mengapa lemak yang mengganggu ini semakin tertimbun di tubuhku. Apa yang terjadi.. Semakin aku tidak membuka hati, semakin keras aku berusaha membenci dan melupakan. Makanan semakin banyak masuk melalui mulutku... Huf aku rasa caraku salah.. Makanan seharusnya tidak masuk dengan bebas melalui mulutku.. Tapi aku harus belajar membuka hati dan membiarkan hatiku menghadapi satu kenyataan lagi.. ‘perpisahan.’
Apakah ini kehidupan? Atau inikiah yang disebut ‘takdir’ saat ada pertemuan apakah harus ada perpisahan? Akh... Terlalu picis.. Sekarang jaman modern.. bukan jaman gatot kaca tapi jaman doraemon. Jika kamu ingin ke ‘kutub utara’ mengapa harus berjalan kaki. Khan bisa sewa jet pribadi.. Jadi mengapa perpisahan harus ditentukan ‘takdir’ itu hanya rasa ego dan kebosananmu yang membuat’ perpisahan ‘itu terjadi...
Aku wanita bodoh dan naif.. Menganggap semua hal hitam disekelilingku dengan warna putih.Kadang saat aku berada di tengah – tengah lingkungan penjahat aku merasa aku ada di sekitar manusia biasa. Saat aku melihat kebohongan dan nafsu aku kira itu rasa sayang yang tulus. Tapi saat rasa sayang itu dekat aku menjadi mati rasa dan tidak perduli akan rambu – rambunya.. jadi apa yang aku bisa katakan tentang diriku, Bodoh atau Dungu?
Jika aku termenung aku mendengar ‘ dia tertawa’, jika aku tertidur aku lihat ’ ia mengejekku’, jika aku makan dengan lahap ‘dia akan mengatai aku wanita gendut dan bodoh’, tapi jika aku dan hatiku sedih serta berlinang air mata ‘ dia selalu menenangkanku dan membelai lembut hatiku dengan kata – katanya yang tegar. Aku tidak akan lupa pada malam itu.. saat aku tidur di kursi kayu itu. Saat dingin dan malam tidak ramah padaku. Aku merasa ‘dia’ datang dan menyelimutiku. Saat aku merasa ‘rumah’ berjalan dan meninggalkanku. ‘dia datang’ dan membawakan rumah itu padaku. Saat darah dagingku hanya bisa memaki dan menyumpahi, ‘dia’ memelukku dan menggantikan kata makian itu dengan ‘setangkai mawar putih itu’ Aku hanya bisa menghela nafas.. dan tersenyum. Karena angel memang tidak dengan mudah melupakan ‘seorang penjahat’ yang pernah menggedor pintu depan rumahnya.
(lampu jalan, gelap langit, dan ruas jalan, lalu... “jauh di lubuk hatiku masih terukir namamu”)